Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Panas Bumi Belum Dimaksimalkan

Kompas.com - 21/06/2012, 02:55 WIB

Jakarta, Kompas - Pemanfaatan energi terbarukan panas bumi jelas-jelas menghemat bahan bakar minyak. Produksi listrik 1.000 megawatt dari panas bumi selama 30 tahun dapat menghemat konsumsi bahan bakar minyak 465 juta barrel atau sekitar 73,935 miliar liter. Namun, produksinya masih jauh dari optimal.

”Di sini (Indonesia) Arab Saudinya panas bumi,” kata Corporate Secretary PT Pertamina Geothermal Energy Adiatma Sardjito pada diskusi ”Act Creativity, and Technologies”, di Bentara Budaya Jakarta, Rabu (20/6).

Menurut

Adiatma, potensi listrik bersumber energi panas bumi mencapai 28.543 megawatt (MW). Saat ini baru dimanfaatkan 1.189 MW (3 persen).

”Panas bumi didorong untuk percepatan pemanfaatannya. Salah satunya untuk pencapaian target pembangunan pembangkit listrik 10.000 MW tahap kedua,” kata Adiatma.

Pemerintah mencanangkan, dari 10.000 MW itu akan dipenuhi 4.800 MW dari panas bumi. Pertamina akan andil membuat pembangkit listrik tenaga panas bumi yang akan memproduksi 1.932 MW.

Pencapaian target itu dijadwalkan selesai tahun 2016. Beberapa sumur pengeboran panas bumi tersebar di beberapa lokasi, seperti di Sumatera yang meliputi Sungai Penuh, Hulu Lais, Lumut Balai, dan Ulubelu. Di Jawa meliputi sumur pengeboran di Kamojang dan Karaha. Sementara di Sulawesi meliputi sumur pengeboran Lahendong dan Kotamobagu.

Secara terpisah, Direktur Pusat Teknologi Pengembangan Sumber Daya Energi pada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi MAM Oktaufik mengatakan, penggunaan sumber energi terbarukan panas bumi masih menghadapi berbagai kendala. Salah satunya adalah rendahnya harga jual listrik kepada PT PLN sehingga para investor masih ragu-ragu menginvestasikan modalnya.

”Masalah tata ruang juga persoalan yang tidak mudah. Perencanaan pembangunan pembangkit listrik tenaga panas bumi sering bertabrakan dengan ketentuan kehutanan,” papar Oktaufik.

Sebagian besar sumber panas bumi potensial di Indonesia selama ini memang banyak terdapat di kawasan hutan konservasi. Distribusi listrik dari lokasi produksi ke konsumen juga menyedot biaya besar. (NAW)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com