Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mentan: Harga Kedelai di Atas Rp 7.000 Ideal bagi Petani

Kompas.com - 24/07/2012, 15:03 WIB
Dimasyq Ozal

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Pertanian Suswono mengakui, untuk memenuhi kebutuhan kedelai dalam negeri, Indonesia masih bergantung pada impor dari negara lain daripada produksi domestik.

"Saat ini saja, sekitar 60 persen kedelai ini diimpor, sementara produksi (kedelai) kita baru bisa meng-cover 40 persen (kebutuhan kedelai nasional)," ujar Suswono saat ditemui di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa (24/7/2012).

Akibat impor kedelai cukup tinggi, harga dalam negerinya pun juga dipengaruhi oleh keadaan di negara penghasil keledai terbesar di dunia, yakni Amerika. "(Penyebab harga kedelai tinggi) Amerika sebagai penghasil kedelai yang cukup besar di dunia, memang saat ini kena dampak akibat kekeringan sehingga memang ada penurunan produksi dan juga ada pembelian besar-besaran dari China," terang Suswono.

Dengan demikian, kata Suswono, harga kedelai nasional memang harus harus disesuaikan sehingga tidak terlalu membebani petani. "Sekitar Rp 5.000 (harga) kedelai itu buat petani sangat berat. Memang idealnya harus di atas Rp 7.000, apalagi kalau sampai 8.000 berarti itu ada peluang bagi petani," Ujarnya.

Untuk itu, memang perlu ada sumbangsih dari sejumlah pihak, termasuk konsumen, agar kenaikan harga tersebut tidak hanya membebani produsen dan petani. "Dengan harga kedelai naik, petaninya jadi bergairah. Konsumennya juga dengan adanya peningkatan daya beli ya nambah sedikitlah dibandingkan dengan nambah pulsa, kan, mendingan nambah untuk makan," ungkapnya.

Sekadar catatan saja, ribuan produsen tempe dan tahu berencana mogok kerja. Mereka menuntut pemerintah mengambil alih tata niaga kedelai agar dapat membantu para produsen perajin tempe dan tahu mendapatkan harga kedelai yang lebih murah.

Ketua Pusat Koperasi Tempe dan Tahu DKI Jakarta Suharto, Minggu (22/7/2012), mengungkapkan, sejak Mei lalu, harga kedelai mencapai Rp 8.200 per kilogram dari harga sebelumnya Rp 5.500 per kilogram.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com