Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terminal Jatibening, Dilema yang Tak Kunjung Usai

Kompas.com - 27/07/2012, 16:35 WIB
Sabrina Asril

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Terminal bayangan Jatibening di dalam ruas tol Jakarta-Cikampek sudah berkali-kali ditertibkan oleh PT Jasa Marga. Namun, terminal itu selalu saja muncul karena tingginya jumlah warga yang memakai terminal itu saban hari.

"Itu sudah berkali-kali sebenarnya ditertibkan, tapi selalu gagal. Warga terus melubangi pagar yang dibuat. Terminal bayangan ini sudah ada sejak tahun 1987," kata Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Rikwanto, Jumat (27/7/2012).

Sejak saat itu, ribuan orang setiap hari naik dan turun menggunakan angkutan umum di terminal ilegal tersebut. Rikwanto mengatakan, keberadaan terminal bayangan itu menjadi sebuah dilema bagi pengatur lalu lintas. Di satu sisi, keberadaannya membantu para penumpang memangkas jarak dan waktu tempuh perjalanan.

"Walaupun bus-busnya berhenti sebentar, sangat membantu memotong jalur masyarakat jadi tidak harus ke Terminal Bekasi Timur, akses lebih cepat," ujar Rikwanto. Di lain pihak, terminal itu dapat menghambat lalu lintas kendaraan dalam tol. Kendaraan dalam tol yang seharusnya dapat berjalan lebih cepat terpaksa melambat karena bus-bus yang berhenti di pinggir jalan.

Diberitakan sebelumnya, ratusan warga memblokade jalan di Km 8 Tol Jatibening pada Kamis pagi. Mereka memprotes tindakan PT Jasa Marga yang memasang pagar beton untuk menutup akses bus di terminal bayangan dalam tol. Aksi warga itu membuat arus lalu lintas di ruas Tol Jakarta-Cikampek macet total bahkan sampai ke luar tol di kawasan Kalimalang.

PT Jasa Marga berdalih bahwa terminal bayangan menyebabkan kemacetan di dalam tol. Data Jasa Marga menyebutkan, pada puncak jam sibuk pukul 06.00 hingga 14.00, sedikitnya setiap hari ada 936 angkutan umum yang melakukan aktivitas menaikkan dan menurunkan penumpang di tempat tersebut. Artinya, per lima menit ada sekitar 25 bus yang menurunkan dan menaikkan penumpang. Hal itu kerap menyebabkan penyempitan lajur tol.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

    Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

    Whats New
    Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

    Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

    Whats New
    LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

    LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

    Whats New
    ?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

    ?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

    Whats New
    Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

    Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

    Whats New
    Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

    Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

    Whats New
    Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

    Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

    Whats New
    Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

    Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

    Whats New
    Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

    Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

    Whats New
    Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

    Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

    Whats New
    Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

    Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

    Whats New
    Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

    Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

    Work Smart
    Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

    Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

    Whats New
    Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

    Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

    Whats New
    Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

    Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com