Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KPPU Lakukan Pengawasan Harga Kedelai

Kompas.com - 30/07/2012, 15:03 WIB
Ester Meryana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) menyebutkan struktur pasar importasi kedelai bersifat oligopolistik pada tahun 2008. Struktur pasar seperti ini menjadi salah satu penanda adanya praktik kartel.

"Komposisi impor pada tahun 2008 itu adalah 74,66 persen, PT Gerbang Cahaya Utama itu memiliki 47 persen, sementara PT Cargill Indonesia 28 persen. Itu adalah pembulatan, kalau ditotal 75 persen," sebut Kepala Biro Humas dan Hukum KPPU Ahmad Junaidi, di Kantor KPPU, Senin (30/7/2012).

Selain kedua perusahaan tersebut, Ahmad juga menyebutkan PT Cita Bhakti Mulia menguasai 4 persen pasokan kedelai impor, dan PT Alam Agri Adiperkasa dengan 10 persen. Pada tahun 2007-2008, harga CIF kedelai kuning dari Amerika menyentuh 600 dollar AS, dan harga jual di gudang importir sebesar Rp 6.250 per ton.

Saat itu, KPPU menduga terjadi pengaturan pasokan oleh kedua perusahaan yakni Gerbang Cahaya Utama dan Cargill Indonesia. Namun setelah dilakukan penyelidikan lanjut, indikasi dugaan kartel tidak kuat. Salah satunya karena pola pergerakan harga penjualan diantara kedua perusahaan tidak memiliki pola keteraturan dan fluktuatif.

Sekarang ini, KPPU melihat gejala yang sama seperti tahun 2008. Yakni adanya kenaikan harga secara drastis dan cukup konsisten kenaikannya. "Kami melihat kecenderungan harga yang sedemikian tinggi dari rata-rata Rp 3.000 menjadi Rp 6.000-Rp 7.000. Jadi naik sekitar 75-100 persen," tambah Ahmad.

Dalam melihat adanya praktik kartel, Ahmad mengatakan, pola pergerakan harga menjadi salah satu indikatornya. Itu maksudnya harga jual antar pesaing bergerak bersamaan. Indikator kedua adalah ada pasar oligopoli yakni dua atau tiga pelaku usaha mengontrol pasar.

Namun, Ahmad menuturkan, KPPU belum mempunyai data terbaru mengenai struktur pasar importir kedelai terbaru sekarang ini. Faktor lainnya adalah pola komunikasi diantara pelaku usaha dan adanya tindakan pelanggaran. "Yang baru dilihat sekarang pergerakan harga," tuturnya.

Oleh karena itu, KPPU kini sedang melakukan pengawasan terhadap pola harga yang terjadi di pasar kedelai nasional. Pengawasan terhadap pola pergerakan harga akan dilakukan terutama di basis-basis konsumen yang hampir 78 persennya terkonsentrasi di 5 provinsi yakni Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Bali. "Tidak ada batas waktu melakukan pengawasan harga. Sampai ditemukan dua alat bukti baru kemudian naik ke perkara," tandasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Adira Finance Bidik 3.000 Pesanan Kendaraan di Jakarta Fair Kemayoran 2024

    Adira Finance Bidik 3.000 Pesanan Kendaraan di Jakarta Fair Kemayoran 2024

    Whats New
    BTN Tebar Promo Serba Rp 497 untuk Transaksi Pakai QRIS di Jakarta International Marathon

    BTN Tebar Promo Serba Rp 497 untuk Transaksi Pakai QRIS di Jakarta International Marathon

    Whats New
    BRI Insurance Raih Penghargaan Pertumbuhan Premi Sesi 2023 Terbesar

    BRI Insurance Raih Penghargaan Pertumbuhan Premi Sesi 2023 Terbesar

    Whats New
    Luncurkan Impact Report 2023, KoinWorks Perkuat Ekosistem Pembiayan Eksklusif dan Dukung UMKM Naik Kelas

    Luncurkan Impact Report 2023, KoinWorks Perkuat Ekosistem Pembiayan Eksklusif dan Dukung UMKM Naik Kelas

    Whats New
    AI Diprediksi Akan 10.000 Kali Lebih Pintar dari Manusia

    AI Diprediksi Akan 10.000 Kali Lebih Pintar dari Manusia

    Whats New
    IHSG Sepekan Tumbuh 2,16 Persen, Kapitalisasi Pasar Saham Jadi Rp 11.719 Triliun

    IHSG Sepekan Tumbuh 2,16 Persen, Kapitalisasi Pasar Saham Jadi Rp 11.719 Triliun

    Whats New
    InJourney Targetkan Merger Angkasa Pura I dan II Rampung Juli 2024

    InJourney Targetkan Merger Angkasa Pura I dan II Rampung Juli 2024

    Whats New
    Ingin Ikut Berkurban? Ini Tips Menyiapkan Dana Membeli Hewan Kurban

    Ingin Ikut Berkurban? Ini Tips Menyiapkan Dana Membeli Hewan Kurban

    Work Smart
    Landasan Pacu Bandara IKN Sudah Memasuki Tahap Pengaspalan

    Landasan Pacu Bandara IKN Sudah Memasuki Tahap Pengaspalan

    Whats New
    Shopee Live Dorong Pertumbuhan UMKM dan Jenama Lokal Lebih dari 13 Kali Lipat

    Shopee Live Dorong Pertumbuhan UMKM dan Jenama Lokal Lebih dari 13 Kali Lipat

    Whats New
    Erick Thohir Pastikan Sirkuit Mandalika Bukan Proyek Mangkrak

    Erick Thohir Pastikan Sirkuit Mandalika Bukan Proyek Mangkrak

    Whats New
    Jalin dan VJI Perkuat Infrastruktur Sistem Pembayaran untuk UMKM Mitra Bukalapak

    Jalin dan VJI Perkuat Infrastruktur Sistem Pembayaran untuk UMKM Mitra Bukalapak

    Whats New
    Berkat Transformasi Bisnis, PLN Jadi Perusahaan Utilitas Terbaik Versi Fortune 500 Asia Tenggara

    Berkat Transformasi Bisnis, PLN Jadi Perusahaan Utilitas Terbaik Versi Fortune 500 Asia Tenggara

    Whats New
    Sistem Imigrasi Alami Gangguan, Penerbangan Garuda Indonesia Terdampak

    Sistem Imigrasi Alami Gangguan, Penerbangan Garuda Indonesia Terdampak

    Whats New
    Dorong Ekspor Nonmigas, Mendag Lepas 8 Kontainer Baja Lapis Tata Metal ke 3 Negara

    Dorong Ekspor Nonmigas, Mendag Lepas 8 Kontainer Baja Lapis Tata Metal ke 3 Negara

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com