Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Segera Terbitkan Tata Niaga Kedelai

Kompas.com - 13/08/2012, 10:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan (Kemdag) tengah menyiapkan kebijakan tata niaga impor kedelai. Aturan ini akan tertuang dalam Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag). Kebijakan ini diambil lantaran selama ini belum ada pengaturan khusus soal tata niaga kedelai. Apalagi, bahan baku utama tempe dan tahu ini harganya melonjak beberapa waktu terakhir.

Tidak jelasnya tata niaga kedelai ini juga diduga sebagai pemicu praktek kartel oleh sejumlah importir besar yang menyebabkan harga kedelai melambung. Bahkan, dugaan kecurangan tersebut saat ini tengah diselidiki Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU).

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan menilai, pentingnya pengaturan tata niaga kedelai sebagai wujud semangat untuk mewujudkan swasembada kedelai tahun 2014. Gita bilang, produksi kedelai dalam negeri saat ini hanya memenuhi 30 persen dari kebutuhan nasional. Sisanya, kedelai didatangkan melalui impor.

Ia menyebutkan satu poin pengaturan tata niaga kedelai itu. “Kami akan mengenakan harga pembelian pemerintah(HPP) untuk petani,” ujar Gita kepada KONTAN, Minggu (12/8/2012).

Gunaryo, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Kemdag menambahkan, poin lain yang akan diatur dalam Permendag tata niaga kedelai meliputi siapa saja yang boleh melakukan impor, apa saja kewajiban importir untuk menjaga stabilitas harga, termasuk kepastian harga beli serta pasokan bagi perajin tahu dan tempe.

Selain itu, juga akan mengatur soal kepastian harga jual yang layak bagi petani atau HPP, sehingga mereka bergairah untuk menanam kedelai di lahannya. “Itu termasuk dalam hasil pembahasan tim yang akan dilaporkan terlebih dulu kepada Menteri Koordinator Perekonomian,” tutur Gunaryo.

Tata niaga kedelai, kata dia, termasuk salah topik yang menjadi masuk dalam revitalisasi Bulog sebagai badan penyangga pangan strategis.

Catatan saja, kedelai merupakan salah satu komoditas pangan strategis yang akan ditangani Bulog. Saat ini tim perumus sedang bekerja hingga akhir Agustus untuk mengkaji terkait perluasan peran dan fungsi Bulog dalam jangka pendek, menengah dan panjang. Nantinya, kedelai, gula, daging, jagung dan beras akan diurus Bulog. (Dina Farisah/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

    Bank Neo Commerce Berhasil Membalik Rugi Jadi Laba pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

    Tembus Pasar Global, Aprindo Gandeng Anak Usaha Garuda Indonesia

    Whats New
    Cara Ganti Kartu ATM BRI 'Expired' lewat Digital CS

    Cara Ganti Kartu ATM BRI "Expired" lewat Digital CS

    Whats New
    Pemkab Gencarkan Pasar Murah, Inflasi di Lebak Turun Jadi 2,1 Persen Per Mei 2024

    Pemkab Gencarkan Pasar Murah, Inflasi di Lebak Turun Jadi 2,1 Persen Per Mei 2024

    Whats New
    Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

    Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

    Whats New
    Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

    Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

    Whats New
    Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

    Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

    Whats New
    Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

    Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

    Whats New
    MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

    MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

    Whats New
    Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

    Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

    Whats New
    Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

    Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

    Whats New
    Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

    Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

    Whats New
    Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

    Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

    Rilis
    Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang 'Berkeringat' Berikan Kredit

    Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang "Berkeringat" Berikan Kredit

    Whats New
    Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

    Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com