Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag Mempertanyakan Pengalaman Bulog

Kompas.com - 15/08/2012, 07:46 WIB
Ester Meryana

Penulis

 

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mempertanyakan kemampuan Perum Bulog untuk menjadi importir tunggal. Yang dipertanyakan adalah kemampuan Bulog membangun jaringan dengan eksportir di luar negeri.

"Saya harus hati-hati karena ini kan terkait dengan pengalaman juga. Apakah Bulog sudah cukup pengalaman atau piawai membina jaringan dengan kawan-kawan di luar negeri," sebut Gita dalam acara buka puasa dengan wartawan, di Kantor Kementerian Perdagangan, Selasa (14/8/2012) malam.

Gita memandang positif jika Bulog akan dikedepankan demi menjaga kestabilan harga. Hal itu dipandang bagus untuk melindungi konsumen. Akan tetapi, ia justru ragu terhadap keinginan Bulog untuk menjadi importir tunggal sejumlah komoditas strategis. Keinginan ini dikemukakan BUMN tersebut seiring dengan rencana penugasan oleh Pemerintah untuk menjadi badan penyangga komoditas strategis tertentu.

Pasalnya, menurut Gita, selama ini pedagang dalam negeri tentunya sudah membina jaringan dengan pengusaha di luar negeri. Ada sistem yang telah terbentuk di antara mereka. Bila Bulog menjadi importir tunggal dikhawatirkan bisa mengganggu sistem yang telah ada. Meniru sistem pun bukan hal yang mudah.

"Bagaimana Bulog berperan jangan sampai mengganggu importasi beberapa komoditi. Lagipula, untuk menjadi importir tunggal, Bulog harus mempunyai infrastruktur untuk importasi. "Infrastruktur yang sudah dibangun pedagang itu puluhan tahun," tandas Gita.

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog Sutarto Alimoeso mengatakan pemberian wewenang sebagai stabilisator harga dalam negeri harus didukung Pemerintah dengan memberikan alokasi impor lebih besar kepada Bulog.

"Begitu Bulog ditetapkan jadi badan penyangga, tentunya harus di-back up, kaitannya dengan impor. Tidak bisa Bulog diminta terjun bebas. Kalau impor dibebasin, ya pasti mereka (importir) sudah punya jaringan lebih luas," ujar Sutarto, di Jakarta, Senin (13/8/2012).

Pihaknya menyadari saat ini struktur pasar sudah terbentuk dengan adanya beberapa importir yang menjadi pemain utama dalam perdagangan komoditas tertentu. Oleh sebab itu, Bulog meminta Pemerintah mengambil keputusan menyangkut jumlah yang dapat diimpor dan pengalokasiannya.

Disebutkan Sutarto, pemberian alokasi impor harus diikuti dengan kewajiban menyerap produksi dalam negeri baik oleh Bulog maupun importir. Lalu BUMN pangan ini pun berharap setidaknya dapat menyangga beras, gula dan kedelai pada 2014 dengan menguasai minimal 15 persen dari kebutuhan tiga komoditas tersebut untuk mengendalikan harga pasar.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Mendag Ogah Revisi Permendag 8/2024, Asosiasi Pertekstilan: UU Pemilu Saja Bisa Diganti...

Whats New
Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Pemerintah Pakai Produk Semen Rendah Emisi Karbon untuk Bangun IKN

Whats New
Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Tahun Ini, Emiten Beras NASI Bidik Pertumbuhan Laba Bersih 618 Persen

Whats New
Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Hingga April 2024, Jumlah Nasabah Tabungan Haji BSI Tembus 5,1 Juta

Whats New
MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

MTDL Bakal Tebar Dividen Rp 257,8 Miliar dari Laba Bersih 2023

Whats New
Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Pasarnya Potensial, Chevron-Caltex Perkuat Bisnis Pelumas Industri di Indonesia

Whats New
Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Permudah Bayar Iuran, BPJS Ketenagakerjaan Gandeng Danamon

Whats New
Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Daftar Emiten yang Bakal Bagi-bagi Dividen pada Juni 2024

Whats New
Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Gencarkan Ekspansi Pasar Nasional, GNET Official Store di Tokopedia Miliki 19 Titik Distribusi

Rilis
Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang 'Berkeringat' Berikan Kredit

Insentif Likuiditas, BI: Insentif bagi Bank yang "Berkeringat" Berikan Kredit

Whats New
Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Mahendra Siregar Lantik 21 Kepala OJK Daerah, Simak Daftarnya

Whats New
Operasi Pipa Gas Cirebon-Semarang Tahap 1 Terus Dijaga Keandalannya

Operasi Pipa Gas Cirebon-Semarang Tahap 1 Terus Dijaga Keandalannya

Whats New
Kota Tual dan Kepulauan Aru Jadi Lokasi Modeling Penangkapan Ikan Terukur KKP

Kota Tual dan Kepulauan Aru Jadi Lokasi Modeling Penangkapan Ikan Terukur KKP

Whats New
Prabowo Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, BI: Kami Akan Terus Bersinergi...

Prabowo Pasang Target Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen, BI: Kami Akan Terus Bersinergi...

Whats New
Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

Destry Damayanti: Kondisi Global Tidak Pasti, Stabilitas Nilai Tukar Rupiah Perlu Dipertahankan

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com