Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Labuan Bajo, Kota Seribu Jeriken

Kompas.com - 21/08/2012, 16:16 WIB
Kontributor Manggarai, Markus Makur

Penulis

LABUAN BAJO, KOMPAS.com — Pertumbuhan pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, khususnya di Kota Labuan Bajo tidak didukung oleh fasilitas-fasilitas yang memadai. Masalah kesulitan air bersih di Kota Labuan Bajo yang terkenal dengan kadal raksasa komodo. Hampir di seluruh Kota Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat, lorong-lorongnya penuh dengan antrean ibu-ibu dari pagi dan sore untuk menampung air bersih.

Pertumbuhan fisik dengan hadirnya berbagai hotel berbintang berstandar internasional serta restoran asing yang ada dari Kampung Ujung sampai Kampung Tengah, Kota Labuan Bajo, cukup maju. Namun, permasalahan air minum bersih masih membutuhkan perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat dengan berbagai komponen lainnya.

Untuk memenuhi air minum bersih di Kota Labuan Bajo, warga membeli tangki dengan harga mahal serta air galon yang diisi ulang yang tumbuh subur di Kota Labuan Bajo. Melambungnya pemberitaan komodo yang hanya ada di Kabupaten Manggarai Barat sebagai salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Baru merangsang keingintahuan wisatawan asing dan domestik untuk mengunjungi Taman Nasional Komodo yang pintu masuknya melalui Kota Labuan Bajo.

Ketua Forum Pariwisata Flores Kabupaten Manggarai Barat Marius Saridin di sela-sela mengantar tamu dari Spanyol, kepada Kompas.com, Selasa (21/8/2012), membenarkan bahwa Labuan Bajo adalah kota seribu jeriken. Pasalnya di mana-mana di Kota Labuan Bajo tampak jeriken untuk memperoleh air minum bersih.

Saridin menjelaskan, air minum bersih yang dialirkan melalui Pengelola Air Minum (PAM) belum juga sampai ke rumahnya. Untuk memenuhi kebutuhan air minum bersih di Kota Labuan Bajo, warga masih membeli air dari tangki atau air isi ulang yang dijual dengan menggunakan galon. "Kasihan ibu-ibu di Kota Labuan Bajo pada pagi hari selalu pikul jeriken untuk antre air minum bersih," katanya.

Sebagaimana diberitakan sebelumnya, I Ketut Aryanta, General Manager Luwansa Beach Resort, mengungkapkan bahwa pihaknya kesulitan memperoleh air bersih untuk kebutuhan tamu-tamu asing dan domestik. Untuk memenuhi air bersih dan mandi para tamu hotel, lanjut Aryanta, pihak hotel membeli air dari tangki dengan harga yang sangat mahal, yakni satu tangki air Rp 120.000. "Sementara di Bali, satu tangki air dibeli dengan harga Rp 50.000," katanya.

Aryanta meminta Pemkab Manggarai Barat memerhatikan dengan serius permasalahan itu karena sangat penting bagi kelangsungan pariwisata di Kabupaten Manggarai Barat ke depan.

Warga Kota Labuan Bajo, Rikardus Kandy, mengeluhkan kesulitan memperoleh air bersih. Masalah ini sudah cukup lama dialami warga Labuan Bajo. "Saya sering beli air isi ulang atau air galon untuk keperluan masak, sementara untuk mandi harus membeli air tangki," kata Rikardus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com