Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengabdian di KRL demi Melayani Penumpang

Kompas.com - 26/08/2012, 02:55 WIB

Pagi itu tanggal 19 Agustus ketika umat Muslim bersiap menjelang shalat Id. Hari Lebaran menjadi saat yang membahagiakan untuk beribadah. Sebagian orang memilih beribadah di Masjid Istiqlal.

Tidak terkecuali sebagian warga Depok. Sejak pagi, sejumlah warga memadati peron Stasiun Depok, menanti KRL Commuterline yang berangkat pertama.

Agi Priyanto (25) yang menjalankan KRL pertama dari Stasiun Depok pagi itu. Hari Lebaran bersamaan dengan jam dinasnya. Sejak pukul 03.30, dia sudah berada di Depo KRL Depok untuk mengecek kondisi kereta dan mempersiapkan keberangkatan. Masinis juga diharuskan mengecek kesehatan mereka sebelum berdinas.

”Sedih juga sih melihat orang-orang pergi shalat, tetapi saya tidak bisa,” ucapnya sambil tersenyum getir.

Setelah perjalanan dari Depok ke Stasiun Jakarta Kota, Agi melanjutkan tugas dengan membawa rangkaian KRL kembali ke Depok. Setibanya di Depok, dia sempat mendengarkan ceramah dari pengeras suara sebuah masjid yang dekat dengan stasiun sembari menunggu jam keberangkatan KRL ke Jakarta lagi. ”Lumayanlah kebagian ceramah meskipun jarak jauh juga,” katanya lagi.

Bagi 139 masinis KRL, kejadian ini sering dialami. Mereka harus menjalankan tugas melayani penumpang agar transportasi umum tidak berhenti. Agi baru sempat bersilaturahmi dengan keluarga di Citayam setelah selesai dinas, yakni pukul 11.00. Ketika itu, pakaian baru yang dikenakan anaknya sudah dicopot. ”Yah, terpaksa tidak bisa melihat dan foto-foto dengan anak yang berbaju baru,” katanya.

Para masinis ini juga tetap bekerja di hari-hari semasa Lebaran. Setiap hari, rata-rata mereka bekerja delapan jam untuk melayani orang yang bepergian dengan KRL di wilayah Jabodetabek. Selama ini, KRL masih menjadi moda transportasi andalan, termasuk saat Lebaran, karena sebagian orang menghendaki kepastian jadwal.

Suasana di dalam kabin penumpang juga riuh dengan keluarga atau rombongan yang bepergian bersama. ”Kalau lihat penumpang yang pergi sekeluarga, kadang-kadang kangen juga bepergian sama keluarga. Tetapi, karena masih dinas, terpaksa jalan-jalannya ditunda sampai ada waktu longgar,” ujar Agi yang sudah tiga tahun terakhir kebagian jatah dinas saat Lebaran.

Kalau sudah begitu, masinis ini umumnya melebur kerinduan bersama keluarga dengan cara bercanda dengan petugas lain yang ada di kabin masinis. Dalam KRL Commuterline, masinis ditemani dengan petugas teknik layanan kereta. Sedangkan di KRL ekonomi, masinis ditemani dengan kondektur dan asisten masinis.

Sesekali di sela-sela waktu kerja, mereka juga bisa menelepon keluarga sekadar menanyakan kabar atau aktivitas yang tengah dikerjakan saat liburan.

Apabila terjadi gangguan di perjalanan, masinis ini juga yang harus menjadi ujung tombak langsung dengan penumpang. Sering kali banyak penumpang yang tidak sabar dan marah, tetapi banyak juga yang bisa memahami gangguan perjalanan yang kadang kala juga disebabkan ulah penumpang lain.

Masinis juga yang dituntut memiliki keterampilan lebih untuk memperbaiki kerusakan dalam waktu singkat sebelum tenaga atau kereta tambahan tiba di lokasi. Beruntung, selama masa Lebaran ini, gangguan KRL jarang terjadi. (ART)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com