bogor, kompas
Di lokasi itu juga direncanakan dibangun stabling atau jalur untuk parkir kereta rel listrik (KRL), menggantikan rencana pengembangan stabling di Stasiun Besar Bogor.
”Sebagai langkah pertama akan ada nota kesepakatan (MOU) antara Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dan PT Kereta Api Indonesia. Nantinya akan ada beberapa paket kerja sama,” kata Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Kota Bogor Suharto, Senin (27/8).
Detail MOU akan dibicarakan lebih lanjut dalam rapat koordinasi. Stasiun baru tersebut direncanakan berada di antara Stasiun Besar Bogor dan Stasiun Cilebut.
Rencana pembangunan stasiun di Sukaresmi sudah bergulir sejak lima tahun silam. Sejak tahun 2009, Pemkot Bogor selesai membebaskan lahan seluas 1,13 hektar untuk bangunan stasiun, lahan parkir, serta subterminal angkutan kota.
Keberadaan stasiun ini diharapkan bisa mengurangi kepadatan di sekitar Stasiun Besar Bogor. Warga dari Bogor Barat dan Bogor Utara bisa memanfaatkan stasiun baru ini.
Suharto juga mengaku dalam mendukung kerja sama itu, Pemkot Bogor juga akan menyusun pengembangan jalan menuju stasiun atau substasiun Sukaresmi dan koneksi dengan modatransportasi lain, seperti angkutan perkotaan dan Bus Trans Pakuan.
”Dalam pembicaraan juga ada kesepahaman untuk mengembangkan stabling di stasiun atau substasiun baru Sukaresmi. Dengan demikian rencana pembangunan stabling KRL di Stasiun Besar Bogor tidak diperlukan lagi,” tutur Suharto.
Ia berharap lahan yang semula direncanakan akan dimanfaatkan untuk stabling bisa dijadikan lahan parkir untuk para penumpang KRL. Awalnya, PT KAI akan menggunakan lahan yang selama ini disewakan untuk parkir sepeda motor dan mobil sebagai lahan pembuatan delapan jalur baru sepanjang masing-masing 300 meter untuk stabling.