Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Oktober, Tarif KRL Commuter Line Naik

Kompas.com - 30/08/2012, 14:26 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Tarif Kereta Rel Listrik Commuter Line atau KRL Commuter Line per 1 Oktober 2012 akan dinaikkan sebesar Rp 2.000 dari tarif yang ada saat ini. Kebijakan ini diambil untuk meningkatkan pelayanan, selain juga karena adanya penambahan jumlah KRL Commuter Line.

Hal itu disampaikan Makmur Syaheran, Corporate Secretary PT KAI Commuter Jabodetabek (PT KCJ). Makmur membenarkan bahwa penaikan tarif Rp 2.000 dari yang ada saat ini.

"Yang dinaikkan itu Commuter Line, kereta AC yang tidak ada subsidinya dari pemerintah. Jadi, kami harus biayai sendiri. Tujuan pokoknya, sebenarnya akan kami kembalikan untuk peningkatan keandalan KRL," kata Makmur kepada Kompas.com, Kamis (30/8/2012) siang.

Makmur mencontohkan bahwa sekarang ini tarif KRL Commuter Line dari Bogor-Jakarta adalah Rp 7.000. Pada 1 Oktober 2012 nanti akan menjadi Rp 9.000.

Contoh lain, tarif Depok-Jakarta yang saat ini Rp 6.000 akan menjadi Rp 8.000. "Kita harus melakukan perbaikan sana-sini, dan itu juga demi pelayanan kepada penumpang, untuk keandalan, karena (jumlah) penumpangnya juga naik," ujar Makmur.

Menurutnya, kenaikan berlaku di seluruh wilayah Jabodetabek yang dilayani KRL Commuter Line. Untuk saat ini, pihaknya sudah menambah 64 persen jumlah kereta untuk melayani seluruh wilayah Jabodetabek. Sejak akhir tahun 2008, pihaknya memiliki 386 kereta AC Commuter Line. Sampai tahun 2011 kemarin, pihak PT KCJ yang merupakan anak perusahaan PT KAI (Persero) sudah menambah lagi 248 unit.

"Jadi terakhir sudah 634 unit. Tahun ini kami mau menambah 90 lagi, dan sudah masuk 30 unit. Jumlah 634 unit tadi ditambah 30 unit yang sudah masuk sekarang ada 664 unit. Sisanya nanti akan menyusul," kata Makmur.

Mengenai pertimbangan besaran kenaikan sebesar Rp 2.000, Makmur mengatakan hal itu berdasarkan pertimbangan biaya operasional. Pihaknya selaku operator masih mempunyai keleluasaan (menentukan tarif) dengan cara perhitung yang benar.

"Dari sebelumnya yang kami keluarkan, kami diperbolehkan angkanya segitu (Rp 2.000). Sementara itu, membeli kereta juga kan butuh tambahan dana. Tiga tahun terakhir kita tidak ada kenaikan tarif kan. Itulah yang ideal yang kita terapkan agar pengoperasian KRL Commuter Line ini bisa lebih baik," ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

    Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

    Whats New
    Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

    Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

    Whats New
    Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

    Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

    Whats New
    KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

    KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

    Whats New
    Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

    Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

    Whats New
    Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

    Jumlah Investor Kripto RI Capai 19 Juta, Pasar Kripto Nasional Dinilai Semakin Matang

    Whats New
    Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

    Libur Lebaran, Injourney Proyeksi Jumlah Penumpang Pesawat Capai 7,9 Juta Orang

    Whats New
    Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

    Program Peremajaan Sawit Rakyat Tidak Pernah Capai Target

    Whats New
    Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

    Cara Cetak Kartu NPWP Hilang atau Rusak Antiribet

    Whats New
    Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

    Produsen Cetakan Sarung Tangan Genjot Produksi Tahun Ini

    Rilis
    IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

    IHSG Melemah Tinggalkan Level 7.300, Rupiah Naik Tipis

    Whats New
    Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

    Sempat Ditutup Sementara, Bandara Minangkabau Sudah Kembali Beroperasi

    Whats New
    Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

    Sudah Salurkan Rp 75 Triliun, BI: Orang Siap-siap Mudik, Sudah Bawa Uang Baru

    Whats New
    Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

    Harga Naik Selama Ramadhan 2024, Begini Cara Ritel Mendapat Keuntungan

    Whats New
    Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

    Mentan Amran Serahkan Rp 54 Triliun untuk Pupuk Bersubsidi, Jadi Catatan Sejarah bagi Indonesia

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com