Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Dilakukan BI Kendalikan Rupiah

Kompas.com - 10/09/2012, 12:05 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) terus berupaya menjaga pembalikan arus modal yang berasal dari penjualan surat utang negara (SUN) oleh asing. Sebabnya, kondisi ini mempengaruhi pelemahan rupiah.

Berdasarkan data BI hingga 6 September 2012, kepemilikan asing pada Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 234,84 triliun atau mencapai 27,96 persen dari total SBN yang mencapai Rp 839,9 triliun.

Gubernur BI Darmin Nasution menjelaskan rasio ini cukup tinggi apabila dibandingkan dengan beberapa negara kawasan. "Kami menyadari kerentanan yang akan ditimbulkan dari besarnya kepemilikan asing pada SBN tersebut terhadap stabilitas nilai tukar," kata Darmin saat Rapat Kerja Pembahasan RAPBN 2013 di Komisi XI DPR Jakarta, Senin (10/9/2012).

Menurut Darmin, langkah rutin yang dilakukan BI adalah memonitor yang intensif terhadap perilaku investor asing, khususnya yang melakukan investasi di pasar SBN.

Sejak September 2012, saat nilai tukar rupiah mengalami tekanan karena pembalikan modal dari SBN, BI menempuh strategi baru dalam menjaga stabilitas nilai tukar yaitu dengan melakukan intervensi secara simultan di pasar valuta asing dan pasar SBN.

"Dengan terjaganya stabilitas harga SBN dapat mencegah terjadinya pembalikan modal yang lebih besar," tambahnya.

Selain itu, BI juga akan terus meningkatkan kepemilikan BI atas SBN yang akan digunakan sebagai instrumen moneter. Sejak September 2011 hingga September 2012, kepemilikan SBI oleh BI meningkat dari Rp 47,9 triliun menjadi Rp 82,4 triliun.

Di sisi lain, penggunaan SBN sebagai instrumen moneter dalam transaksi repo meningkat dari Rp 30,9 triliun menjadi Rp 62,2 triliun pada September 2012.

BI juga terus menjaga kepercayaan investor domestik terhadap pasar obligasi domestik. Sebagai contoh, akhir 2005 lalu terjadi kejatuhan harga SBN yang tajam, sehingga mengakibatkan investor domestik khususnya yang berinvestasi pada reksadana berbasis SBN mengalami trauma untuk berinvestasi di pasar obligasi.

"Sedangkan penguatan basis investor domestik sangat penting untuk pendalaman pasar keuangan dan stabilitas nilai tukar," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com