Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyelamatkan Batik Kudus Lewat Workshop

Kompas.com - 11/09/2012, 17:22 WIB

Di Senin siang (10/9) yang garang itu, di salah satu bangunan bernama "Galeri Batik Kudus" di Jalan Jepara Km 35, Garung Lor, Kaliwungu, Kudus, serombongan ibu-ibu dari Jakarta, tampak antusias bertanya kepada para pembatik.

Dari dandanan mereka, jelas bukan "sembarang ibu-ibu". Tampak di sana ada ibu Poppy Hayono Isman, ada ibu Anie Sumadi yang ratu kuis di era 90an, dan ibu-ibu lainnya yang berdandan cantik dan beraroma wangi.

Ibu-ibu yang dikomandani oleh Jultin Ginandjar Kartasasmita itu dari Yayasan Batik Indonesia, sebuah lembaga nirlaba yang didirikan pada tanggal 28 Oktober 1994 yang merupakan ujud dari persamaan kehendak para pecinta, pengrajin, pengusaha dan pemerhati batik serta dijiwai oleh semangat Sumpah Pemuda juga merupakan mitra kerja Pemerintah dalam mengembangkan, melestarikan dan membina pengusaha/pengrajin batik nasional.

Menurut Jultin,  yayasan yang dipimpinnya itu memiliki misi budaya, yakni mendorong dan menggalang partisipasi masyarakat akan kepedulian terhadap keberadaan batik sebagai aset budaya yang berakar kepada keragaman budaya setempat untuk dilestarikan dan dikembangkan, untuk itu dalam jangka panjang salah satu upaya yang akan ditempuh adalah didirikannya museum batik nasional.

Kedatangan mereka hari itu, memang disengaja untuk menyemangati para perajin batik di Kudus yang belakangan keberadaanya rada tersingkir dari gemerlapnya batik Pekalongan, Solo dan Yogyakarta.

Di bangunan yang tak seberapa luas, dengan pajangan batik di berbagai sudut, para ibu dari Yayasan Batik Indonesia mulai bertanya berbagai hal menyangkut batik Kudus dan kegiatan yang berlangsung di Galeri Batik Kudus.

Menyelamatkan batik Kudus lewat workshop

Galeri Batik Kudus membuka pelatihan membatik secara gratis kepada warga setempat. Ini ditempuh karena disadari jumlah pembatik tulis makin sedikit dan perlu diremajakan.

Menurut Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, Renitasari, di Kudus, Senin, program pembinaan dan pelatihan membatik tersebut, sebagai dukungan terhadap perkembangan batik tulis di Kabupaten Kudus yang jumlah pembatiknya mulai menurun.

Masing-masing peserta pelatihan akan mendapatkan peralatan dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk membatik. "Jika sudah mahir dan bisa mendesain sendiri, hasil membatiknya bisa dijual ke galeri untuk dipasarkan," ujar Renita.

Batik adalah karya budaya yang mewakili identitas indonesia di tingkat internasional. Dalam selembar kain batik, terpapar identitas budaya dan sejarah sebuah daerrah atau kota. Ada ribuan jenis dan motif batik yang lahir dan berkembang di banyak daerah di Indonesia. Salah satu jenis batik dengan motif unik dan menarik adalah batik Kudus.
 
Sebagai produk yang dihasilkan dari salah satu daerah di pulau jawa yang merupakan pusat perkembangan agama Islam serta memiliki pengaruh kuat budaya Cina, menjadikan batik Kudus sebagai sebuah karya multi kultur. Sejarah mengungkapkan bahwa pengaruh budaya dari pedagang-pedagang Cina kaya zaman dahulu yang mendatangkan pembatik-pembatik dari Pekalongan menciptakan batik peranakan dengan ciri khas batik Kudus. Selain itu, Kudus juga menghasilkan batik-batik yang sangat dipengaruhi budaya Islam. Hal ini tercermin dalam batik-batiknya yang bermotif Arab (batik kaligrafi), dengan didominasi warna-warna yang cenderung gelap, seperti biru tua dan hitam.

Di kalangan pencinta kain, batik Kudus dikenal sebagai batik peranakan yang halus dengan isen-isen (isian dalam ragam pola utama) yang rumit sebagaimana umumnya batik Jawa Tengah. Diantara isen-isen yang dikenal dalam Batik Kudus adalah isen gabah sinawur, moto iwak, mrutu sewu dan lain sebagainya. Batik Kudus juga dikenal dengan warna-warna sogan (kecoklatan) dengan corak tombak, kawung atau parang, tetapi juga dihiasi dengan buketan (rangkaian bunga) dengan imbuhan pinggiran lebar, taburan kembang, kupu-kupu dan burung dengan warna-warna cerah.

Tentang Djarum Apresiasi Budaya

Sejak tahun 1992, Djarum Foundation melalui program Djarum Apresiasi Budaya mulai mengembangkan bentuk-bentuk kerpedulian terhadfap hasil budaya bangsa, sebagai bentuk konsistensi untuk turut serta membangun Negeri Indonesia yang bukan saja kuat secara ekonominya, tapi juga menjaga kelestarian dan kekayaan budaya demi terwujudnya Indonesia
di masa depan yang lebih baik dan bermartabat. Djarum Apresiasi Budaya mempunyai misi meningkatkan kecintaan apresiasi masyarakat terhadap kekayaan budaya Indonesia, mendukung insan kreatif untuk terus berkarya, menggali potensi, mengembangkan dsan melestarikan keindahan, serta keragaman budaya Indonesia.

Djarum Apresiasi Budaya telah mendukung lebih dari 1.000 kegiatan budaya dan telah menjalin kerjasama dengan para budayawan, seniman, dan kelompok kesenian dalam mengaktualisasikan gagasan kreatifnya. Sejak tahun 2011, Djarum Apresiasi Budaya mulai menggiatkan dan fokus mendukung berbagai program seni pertunjukan Indonesia. Berbagai karya telah dihadirkan dan mendapatkan apresiasi yang sangat besar dari masyarakat, antara lain: Teater Koma "
Sie Jin Kwie",'Jakarta Love Riots', Ali Topan The Musical, Sangkala 9/10, Beta Cinta Indonesia- GSP Kabaret Oriental, New Yorkarto, Indonesia Kita, Monolog Inggit, dan rangkaian kegiatan Indonesia Dance Festival yang mengusungf tema besar "Indonesia Menari" dengan menampilkan ribuan penari profesional maupun non profesional di tempat umum. Usaha untuk memperkenalkan kembali warisan leluhur dengan membuat terobosan-terobosan baru juga terus dilakukan. Salah satunya adalah Pangeran Drama Sinema, suatu pertunjukan dengan memadukan Sinema, Orkestra, Broadway, Wayang Kulit dan Wayang Orang.

Djarum Apresiasi Budaya juga mendukung program lain seperti " INdonesia Exploride" di tahun 2011, yaitu perjalanan menjelajahi 24 propinsi di Indonesia dengan konsep yang unik dan penuh tantangan, yang dilakukan oleh seorang biker dan tim yang mendokumentasikan petualangannya melaluyi video, foto dan jurnal. Penjelajahan bukan hanya semata mengunjungi suatu tempat, namun juga melibatkan proses mengenal lebih dalam tentang sejarah, hasil budaya, serta kekayaan panorama alam daerah tersebut. Bahkan program penjelajahan ini juga didukung oleh 22 artis yang berasal dari daerah-daerah yang disinggahi. Artis-artis inilah yang menjadi sahabat Tim "Indonesia Exploride" untuk berkunjung dan memperkenalkan hasil budaya dari daerah asalnya masing-masing.

Djarum Apresiasi Budaya melakukan berbagai usaha untuk memperkenalkan, menyelenggarakan "Pesona Batik Kudus" yaitu suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengangkat daya apresiasi terhadap hasil kerajinan asli Indonesia yang sudah nyaris punah. Usaha ini dilakukan untuk melestarikan batik Kudus dan membantu meningkatkan industri batik di kota Kudus.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com