Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tarif Listrik Bakal Naik

Kompas.com - 18/09/2012, 02:41 WIB

Jakarta, Kompas - Komisi VII DPR menyetujui usulan pemerintah untuk menaikkan tarif tenaga listrik rata-rata 15 persen tahun 2013, kecuali golongan pelanggan 450 volt ampere dan 900 VA. Hal ini untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan peningkatan rasio elektrifikasi.

Demikian kesimpulan rapat kerja Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero Wacik serta jajarannya, Senin (17/9) malam, di Kompleks Parlemen, Jakarta. Hasil rapat kerja itu akan dibahas di Badan Anggaran DPR.

Menurut Ketua Komisi VII DPR dari Fraksi Partai Demokrat Sutan Batoghana, dengan penyesuaian tarif listrik itu, Komisi VII DPR dan pemerintah menyepakati subsidi listrik dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2013 sebesar Rp 78,63 triliun.

Namun, Fraksi PDI-P menolak usulan pemerintah itu dan meminta penundaan kenaikan tarif tenaga listrik karena PT Perusahaan Listrik Negara (PT PLN) dinilai belum efisien dalam mengelola listrik.

”Rekomendasi laporan pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan tahun 2011 atas sektor hulu listrik harus segera ditindaklanjuti,” kata Daryatmo Mardiyanto, anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PDI-P.

Menurut Jero Wacik, dengan penjualan listrik tumbuh 9 persen, susut jaringan 8,5 persen, dan margin 7 persen, dibutuhkan dana pengadaan listrik Rp 226,91 triliun.

Terkait dengan hal itu, pemerintah mengusulkan tarif listrik naik 15 persen secara bertahap tahun 2013, kecuali untuk golongan 450 volt ampere (VA) dan 900 VA. ”Kenaikan tarif bisa dilakukan setiap triwulan atau setiap bulan agar tidak memberatkan pelanggan,” ujarnya.

Dengan kenaikan tarif tenaga listrik 15 persen tahun 2013, dibutuhkan subsidi tahun berjalan Rp 78,63 triliun. ”Jika tidak dinaikkan, diperlukan subsidi listrik Rp 93,52 triliun. Artinya, ada penghematan anggaran Rp 14,89 triliun,” katanya.

Penerima subsidi terbesar saat ini adalah golongan pelanggan rumah tangga 450 VA dan 900 VA dengan total 39,18 juta pelanggan. Subsidi untuk dua golongan itu 53,1 persen atau Rp 41,76 triliun dari kebutuhan subsidi listrik tahun 2013.

Sebelumnya, Komisi VII DPR dan pemerintah menyepakati asumsi penjualan listrik tumbuh 9 persen dengan volume penjualan listrik 182,28 terrawatt hour (TWh) dalam RAPBN 2013. Dengan asumsi tarif listrik naik rata-rata 15 persen tahun 2013, pendapatan dari penjualan listrik ditargetkan sebesar Rp 148,28 triliun.

Sementara itu, hingga pukul 21.30 WIB, usulan pemerintah mengenai tambahan kuota BBM bersubsidi 4 juta kiloliter masih dibahas dengan Komisi VII DPR. Usulan tersebut diajukan karena realisasi konsumsi BBM bersubsidi di sebagian besar daerah mengalami kelebihan kuota.

(EVY/IDR/BEN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com