JAKARTA, KOMPAS -
Pembukaan masa penawaran obligasi negara ritel (ORI) tersebut secara resmi diluncurkan Kuasa Khusus Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan Robert Pakhpahan, di Jakarta, Jumat (21/9).
ORI bernomor seri 009 tersebut menawarkan tingkat kupon sebesar 6,25 persen. Pembayaran akan dilakukan per tanggal 15 setiap bulan dengan pembayaran pertama pada 15 November 2012.
Nilai minimum pemesanan adalah Rp 5 juta dan nilai maksimum adalah Rp 3 miliar. Tanggal penjatahan per 8 Oktober dan penerbitan per 10 Oktober 2012. Jatuh tempo per 15 Oktober 2015.
Penawarannya, menurut Robert, dilaksanakan pada 21 September-5 Oktober 2012. Pelaksananya adalah 22 agen yang telah ditunjuk, terdiri atas 17 bank dan 5 perusahaan sekuritas. Mereka akan memasarkan ORI-009 ke 28 kota di seluruh Indonesia, termasuk kota-kota di wilayah Indonesia tengah dan timur seperti Biak, Sorong, Kendari, Ternate, Gorontalo, Kupang, dan Ambon.
Sejak 2006, pemerintah telah menerbitkan delapan ORI. Fitur yang membedakan ORI-009 dengan delapan seri sebelumnya, menurut Robert, adalah diterapkannya minimum holding period (MHP) atau periode minimal untuk memindahtangankan kepemilikan ORI. ORI-009 baru dapat dipindahtangankan atau dijual ke investor lain setelah berakhirnya periode pembayaran kupon pertama. Tujuannya adalah memperluas basis investor.
ORI pada pasar perdana hanya ditujukan untuk investor individu. Selama ini, laju pemindahtanganan ORI dari investor individu ke institusi sangat cepat pada awal masa perdagangan ORI di pasar sekunder karena ORI diminati investor institusi.
Target utang dari rencana penerbitan ORI-009 adalah Rp 12 triliun. Ini adalah bagian dari kebutuhan utang kotor APBN-P 2012 senilai Rp 270 triliun.
Direktur Surat Utang Negara Loto Srinaita Ginting menambahkan, hingga 18 September, pemerintah telah menarik utang senilai Rp 206,8 triliun atau 76,48 persen. Realisasi itu terdiri atas surat utang negara (SUN) senilai Rp 161,2 triliun dan surat berharga syariah negara senilai Rp 45,5 triliun.
Realisasi SUN terdiri atas valuta asing senilai Rp 39 triliun dan domestik senilai Rp 122 triliun.