Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berpotensi Kaos, Komnas HAM Panggil PT KAI

Kompas.com - 27/09/2012, 15:09 WIB
Neli Triana

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Syafruddin Ngulma Simeulue, komisioner Komnas HAM, memediasi pihak PT KAI, PT KCJ, Dirjen Perkeretaapian, KRLmania, YLKI, dan Komisi V DPR untuk membahas masalah rencana kenaikan harga tiket commuterline.

"Rencana kenaikan tiket ini berpotensi memicu konflik. Untuk itu, harus ada upaya pencegahan. Komnas tidak akan intervensi masalah keputusan kenaikan tarif ini, tetapi mengajak semua pihak melihat dan menimbang lagi segala kemungkinan," kata Syafruddin.

Kalau memang bisa mengantisipasi konflik yang bakal ditimbulkan, Syafruddin menilai tidak masalah jika kebijakan kenaikan tarif tetap dilaksanakan. Akan tetapi, jika tidak, ada baiknya menunda dulu kebijakan ini.

Sebelumnya, Direktur Keuangan KAI Commuter Jabodetabek Tri Handoyo menjelaskan, kenaikan tarif commuter tersebut karena perseroan ingin meningkatkan layanan penumpang di seluruh kereta dan stasiun di Jabodetabek. "Kenaikan tarif kereta rel listrik (KRL) AC ini untuk meningkatkan layanan di seluruh stasiun dan semua layanan kereta," kata Tri.

Apalagi, PT KAI juga berencana menaikkan target penumpang pada 2017 menjadi sebesar 1,2 juta penumpang. Saat ini, jumlah penumpang commuter di Jabodetabek mencapai sekitar 400.000 penumpang per hari, sementara ketersediaan armada hingga saat ini hanya 268 unit KRL.

Menurut Tri, kenaikan tarif commuter ini juga akan meningkatkan layanan di stasiun, seperti peremajaan stasiun, peron, jumlah petugas keamanan, hingga untuk operasional kereta api, seperti membeli kereta dari Jepang.

Saat ini, sudah ada 20 kereta bekas KRL seri 6000 dari Jepang yang sudah tiba di Tanjung Priok, Jakarta. Kedatangan KRL tersebut merupakan program penambahan armada di tahun 2012 yang ingin mendatangkan hingga 90 kereta.

Tarif commuter yang akan naik adalah commuter dengan tujuan Bogor-Jakarta Kota/Jatinegara (Rp 9.000), Bogor-Depok (Rp 8.000), Depok-Jakarta Kota/Jatinegara (Rp 8.000), Bekasi-Jakarta Kota (Rp 8.500), Tangerang-Duri (Rp 7.500), dan Parung Panjang/Serpong-Tanah Abang (Rp 8.000).

Dengan alasan operasional yang tinggi itu, PT KAI menganggap bahwa pihaknya memerlukan biaya investasi yang tinggi pula. Salah satu caranya adalah menaikkan harga tiket KRL AC. Namun, upaya kenaikan tarif commuterline ini tidak berjalan lancar karena banyaknya gelombang protes dari para pengguna setia commuterline.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com