Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/10/2012, 15:05 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com Pemerintah dan aparat penegak hukum didesak agar mengusut tuntas kasus kebakaran pada pipa minyak Pertamina di Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, yang telah menewaskan lima orang dan mencederai belasan orang. Kasus itu berawal dari praktik pencurian minyak yang dibiarkan berlarut-larut dan berlangsung lama. Menurut anggota Komisi VII DPR dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Rofi' Munawar, dalam keterangan pers, Jumat (5/10/2012), di Jakarta, pemerintah harus serius menuntaskan kasus ini dan tidak boleh ada diskriminasi penegakan hukum.

Sebelumnya, anak usaha Pertamina, PT Pertamina EP, mengakui maraknya pencurian minyak milik perseroan sulit diberantas karena aksi tersebut dibeking oleh oknum aparat keamanan. "Pertamina bahkan menyebut sebagai kolam penampungan minyak curian. Ini berarti banyak minyak mentah yang dicuri dari kilang Pertamina, lalu ditampung di bak-bak terbuka dan drum-drum. Adanya praktik illegal tapping terjadi di jalur pipa Pertamina dan sudah berlangsung lama tetapi tidak ada tindakan tegas dari aparat," ungkapnya.

"Jangan hanya menyalahkan warga yang berebut menjarah minyak mentah (crude oil) dari pipa milik Pertamina, tetapi oknum-oknum terkait yang selama ini menikmati praktik pencurian minyak ini harus ditindak tegas," kata dia menegaskan. Meledaknya pipa minyak pertamina ini bukan pertama kalinya terjadi. Rofi mengingatkan tentang peristiwa kebakaran kilang BBM di Cilacap April 2011 dan kebakaran kilang minyak di Balikpapan Januari 2010. Jadi, kasus ini jangan sampai menjadi agenda tahunan yang akan terus menambah masalah sektor energi yang kian tak terselesaikan, mulai dari kegagalan pencapaian lifting minyak, penyelundupan BBM ke luar negeri, sampai kasus pencurian minyak di dalam negeri seperti ini yang ditengarai jadi penyebab kebakaran.

"Bila pemerintah gagal menuntaskannya, kasus ini akan menambah sederetan rapor merah bagi sektor energi di Indonesia," tandasnya. Sebagaimana diberitakan, kebakaran terjadi di Kilometer 219 Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin, Rabu (3/10). Lokasi kebakaran berada di dekat pipa minyak Tempino-Plaju milik Pertamina. Kebakaran itu diduga akibat ulah pencuri minyak. Tim Pertamina dan Elnusa menemukan barang bukti yang dipakai pelaku pencurian, yakni clamp 8 inci, valve ukuran 1½ inci yang terpasang pada pipa minyak Tempino-Plaju.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Peralihan Konsumsi Rokok hingga Larangan Ekspor Mineral Jadi Tantangan Penerimaan Kepabeanan dan Cukai 2024

Peralihan Konsumsi Rokok hingga Larangan Ekspor Mineral Jadi Tantangan Penerimaan Kepabeanan dan Cukai 2024

Whats New
Mentan SYL Sebut Kerja Sama Pangan Penting untuk Hadapi Tantangan Global

Mentan SYL Sebut Kerja Sama Pangan Penting untuk Hadapi Tantangan Global

Whats New
Luhut: Potensi Investasi Bursa Karbon Mencapai Rp 146,3 Triliun

Luhut: Potensi Investasi Bursa Karbon Mencapai Rp 146,3 Triliun

Whats New
Simak Jenis hingga Syarat Ajukan KPR di BTN

Simak Jenis hingga Syarat Ajukan KPR di BTN

Whats New
Update Rencana LRT Bali, Kemungkinan Dibangun di Bawah Tanah, Biaya Bisa Bengkak 3 Kali Lipat

Update Rencana LRT Bali, Kemungkinan Dibangun di Bawah Tanah, Biaya Bisa Bengkak 3 Kali Lipat

Whats New
OJK: Pelaksanaan Bursa Karbon di RI Lebih Cepat dari Negara Asia Lainnya

OJK: Pelaksanaan Bursa Karbon di RI Lebih Cepat dari Negara Asia Lainnya

Whats New
Bakal Dibahas DPR, Sampai Mana RUU Perkoperasian?

Bakal Dibahas DPR, Sampai Mana RUU Perkoperasian?

Whats New
Mengenal Platform Jual Beli Karbon Berbasis Ritel di Indonesia

Mengenal Platform Jual Beli Karbon Berbasis Ritel di Indonesia

Whats New
Jangan Pakai Pinpri, Ini 4 Produk Alternatif untuk Pinjaman Dana

Jangan Pakai Pinpri, Ini 4 Produk Alternatif untuk Pinjaman Dana

Spend Smart
Pemerintah Yakin Setoran Pajak Lampaui Target di Akhir 2023

Pemerintah Yakin Setoran Pajak Lampaui Target di Akhir 2023

Whats New
Harga Tiket Kereta Cepat Diusulkan Rp 250.000-Rp 300.000 'Worth It' Enggak? Begini Tanggapan Masyarakat

Harga Tiket Kereta Cepat Diusulkan Rp 250.000-Rp 300.000 "Worth It" Enggak? Begini Tanggapan Masyarakat

Whats New
Pengamat Minta Pemerintah Fokus Setarakan Aturan Main 'Social Commerce' dan 'E-commerce'

Pengamat Minta Pemerintah Fokus Setarakan Aturan Main "Social Commerce" dan "E-commerce"

Whats New
Tahun Depan Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen di Tengah Ketidakpastian Global, Realistiskah?

Tahun Depan Pemerintah Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen di Tengah Ketidakpastian Global, Realistiskah?

Whats New
Kementan Realisasikan RJIT di Kota Serang untuk Tingkatkan Produksi Padi hingga Antisipasi El Nino

Kementan Realisasikan RJIT di Kota Serang untuk Tingkatkan Produksi Padi hingga Antisipasi El Nino

Whats New
Kereta Cepat Whoosh Vs Argo Parahyangan, Mana yang Lebih Dipilih Masyarakat?

Kereta Cepat Whoosh Vs Argo Parahyangan, Mana yang Lebih Dipilih Masyarakat?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com