Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/10/2012, 21:33 WIB
Sandro Gatra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa tak mau mengomentari temuan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) adanya inefisiensi di Perusahaan Listrik Negara (PLN) selama tahun 2009-2010 yang mencapai Rp 37,6 triliun.

Hatta menjelaskan, pembangkit-pembangkit listrik besar kekurangan pasokan bahan bakar gas ketika itu. Gas ketika itu diprioritaskan untuk industri. Jika pasokan untuk industri tersendat, kata Hatta, bakal mengancam produksi sehingga dapat mengakibatkan pemutusan hubungan kerja massal.

Untuk menjalankan pembangkit, lanjut Hatta, alternatifnya hanya dengan bahan bakar minyak (BBM). "Saya ingin katakan kenapa masih gunakan BBM. Pilihan energi tidak banyak. Sampai di situ saja. Apakah terjadi efisiensi atau tidak, saya tidak mau masuk wilayah itu," kata Hatta di Istana Negara, Jakarta, Kamis (25/10/2012).

Ketika ditanya apakah dibenarkan kebijakan itu meskipun boros, Hatta mengatakan, perlu disinkronkan dengan kebijakan energi di ESDM. "Kalau waktu itu kita harus hilangkan byar-pet karena akibatnya lebih parah misalnya, saya belum tahu. Saya lihat nanti," pungkas Ketua Umum PAN itu.

Sebelumnya, Menteri Negara BUMN Dahlan Iskan mengaku siap bertanggungjawab jika kebijakannya ketika menjadi Direktur Utama PLN dianggap melanggar hukum. Jika kebijakan menggunakan BBM tidak diambil, menurut Dahlan, maka listrik di Jakarta akan padam dalam waktu yang lama.

"Kalau itu salah, saya harus berani menanggung resikonya. Masuk penjara pun saya jalani dengan seikhlas-iklasnya. Jadi pemimpin tidak boleh hanya mau jabatannya, tapi mau dengan resikonya. Resiko itu akan saya tanggung, masuk penjara pun saya ikhlas," kata Dahlan.

Berita terkait dapat diikuti dalam topik:
Dahlan Iskan Versus DPR

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    28th

    Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

    Syarat & Ketentuan
    Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
    Laporkan Komentar
    Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Verifikasi akun KG Media ID
    Verifikasi akun KG Media ID

    Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

    Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

    Lengkapi Profil
    Lengkapi Profil

    Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com