Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/11/2012, 19:58 WIB
Evy Rachmawati

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com-    Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Rudi Rubiandini menegaskan, pemerintah tidak akan memperpanjang kontrak kerja sama pengelolaan Blok Mahakam yang akan habis masa kontraknya pada tahun 2017 mendatang. Hal ini berarti setelah masa kontrak selesai, Blok Mahakam yang saat ini dioperatori Total EP Indonesie itu dikembalikan kepada pemerintah.   Menurut Rudi Rubiandini, Kamis (1/11/2012), di Jakarta, dengan berakhirnya masa kontrak kerja sama, maka semua kekayaan yang ada di Blok Mahakam, termasuk fasilitas produksi dan gedung perkantoran, menjadi milik negara.

 Seluruh biaya investasi blok migas itu sudah dibayar pemerintah melalui biaya operasi yang ditagihkan ke negara (cost recovery). Selanjutnya pemerintah akan memutuskan siapa pengelola Blok Mahakam itu.

"Kalau pemerintah menghendaki Pertamina mengelola Blok Mahakam tanpa melalui proses tender, pemerintah akan mengeluarkan surat bahwa semua aset yang ada di blok itu menjadi aset Pertamina," ujar Rudi Rubiandini. Pihaknya menginginkan split atau bagi hasil yang diterima pemerintah bisa lebih besar dari yang berlaku saat ini.

Sebagai contoh, saat kontrak kerja sama Blok Duri yang dioperatori PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) diperpanjang, maka pemerintah memperoleh bagi hasil yang lebih tinggi. Jika biasanya dana bagi hasil minyak 85 persen untuk pemerintah dan 15 persen untuk kontraktor migas, maka dana bagi hasil migas setelah diperpanjang kontraknya menjadi 90 persen untuk pemerintah dan 10 persen untuk kontraktor.  

"Kami tentu akan memprioritaskan Pertamina untuk memiliki hak partisipasi yang lebih besar dalam pengelolaan Blok Mahakam," kata Rudi. Namun sebelum memutuskan siapa operator Blok Mahakam pasca berakhir masa kontrak tahun 2017, pemerintah akan mempertimbangkan aspek teknis dan keekonomian proyek tersebut mengingat pengelolaan Blok Mahakam butuh investasi besar.  

Rudi mengingatkan agar semua pihak membiarkan pemerintah bekerja merampungkan pembahasan mengenai kelanjutan kontrak Blok Mahakam. Jika terus-menerus diintimidasi baik oleh serikat pekerja Pertamina maupun kelompok masyarakat lain agar segera menyerahkan pengelolaan Blok Mahakam ke Pertamina, maka pihaknya tidak akan memprioritaskan pembahasan mengenai kelanjutan blok itu.  

"Masih banyak urusan lain yang harus dikerjakan seperti program konversi bahan bakar gas (BBG)," kata Rudi Rubiandini. Dalam beberapa pekan terakhir, ia mengaku mendapat puluhan pesan pendek setiap hari yang isinya bernada intimidasi dan menyudutkan dengan mencap dirinya sebagai pejabat yang pro asing.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Tarif Tol Trans Jawa untuk Kendaraan Golongan I

Daftar Tarif Tol Trans Jawa untuk Kendaraan Golongan I

Whats New
Kuota Solar Subsidi Diprediksi 'Jebol', Pemerintah Diminta Bijak Diminta Lakukan Penambahan

Kuota Solar Subsidi Diprediksi "Jebol", Pemerintah Diminta Bijak Diminta Lakukan Penambahan

Whats New
Akulaku Ajukan Rencana Action Plan, OJK: Kami Sedang Monitor Ketat

Akulaku Ajukan Rencana Action Plan, OJK: Kami Sedang Monitor Ketat

Whats New
Alasan Harga BBM Nonsubsidi Pertamina Turun Per 1 Desember 2023

Alasan Harga BBM Nonsubsidi Pertamina Turun Per 1 Desember 2023

Whats New
Rencana Penyehatan Tersendat, OJK Bakal Panggil Pengurus AJB Bumiputera

Rencana Penyehatan Tersendat, OJK Bakal Panggil Pengurus AJB Bumiputera

Whats New
OJK Sebut Masih Ada 7 Dapen BUMN dalam Pengawasan Khusus

OJK Sebut Masih Ada 7 Dapen BUMN dalam Pengawasan Khusus

Whats New
Lebih 'Hijau', PLTU Paiton Pakai Biomassa Serbuk Kayu dan Bertahap Kurangi Batu Bara

Lebih "Hijau", PLTU Paiton Pakai Biomassa Serbuk Kayu dan Bertahap Kurangi Batu Bara

Whats New
Astra Otoparts Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S1, Simak Persyaratannya

Astra Otoparts Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Sensus Pertanian 2023, Jumlah Petani Gurem Naik Jadi 16,89 Juta

Sensus Pertanian 2023, Jumlah Petani Gurem Naik Jadi 16,89 Juta

Whats New
DPR Dorong Tumbuhan Kratom Masuk Daftar Tanaman Obat di Aturan Kementan

DPR Dorong Tumbuhan Kratom Masuk Daftar Tanaman Obat di Aturan Kementan

Whats New
Cara PLTU Kurangi Emisi, Olah Limbah Debu Batu Bara Jadi Bahan Bangunan

Cara PLTU Kurangi Emisi, Olah Limbah Debu Batu Bara Jadi Bahan Bangunan

Whats New
Asosiasi: Hasil Panen Kratom Lebih Besar dibandingkan Karet...

Asosiasi: Hasil Panen Kratom Lebih Besar dibandingkan Karet...

Whats New
Pengusaha Waswas Belum Ada Kejelasan Regulasi Kratom di Indonesia

Pengusaha Waswas Belum Ada Kejelasan Regulasi Kratom di Indonesia

Whats New
Saham Gajah Tunggal, Kimia Farma dan Amman Mineral Bikin IHSG Ditutup 'Menghijau'

Saham Gajah Tunggal, Kimia Farma dan Amman Mineral Bikin IHSG Ditutup "Menghijau"

Whats New
Penuhi Kebutuhan Bayi, Makuku SAP Diapers Comfort Fit Hadir di 16.000 Gerai Alfamart Seluruh Indonesia

Penuhi Kebutuhan Bayi, Makuku SAP Diapers Comfort Fit Hadir di 16.000 Gerai Alfamart Seluruh Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com