Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Makin Gemar Impor Beras

Kompas.com - 03/11/2012, 03:37 WIB

Jakarta, Kompas - Pemerintah terus mencari beras impor di pasar internasional. Vietnam dan Kamboja adalah dua negara yang terus didekati untuk memasok beras ke Indonesia. Untuk tahap awal, sebanyak 300.000 ton beras akan didatangkan pada Desember.

Laporan yang dikeluarkan oleh Oryzanews, Jumat (2/11), menyebutkan, bulan lalu Indonesia menandatangani pembelian sebanyak 300.000 ton beras dari Vietnam. Pekan ini Indonesia kembali menandatangani pembelian sebanyak 200.000 ton beras dari negara ini.

Dalam pekan ini, Indonesia juga menyatakan akan mengimpor sebanyak 100.000 ton beras dari Kamboja. Laporan yang sama menyebutkan, sebanyak 1 juta ton beras akan diimpor Indonesia dari negara ini.

Sementara itu di Jakarta, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Deddy Saleh mengatakan, meski sudah ada nota kesepahaman dengan Kamboja terkait kerja sama pengadaan beras, sampai sekarang belum ada keputusan kuota impor untuk Kamboja.

”Memang ada delegasi Kamboja datang, tapi tidak ada kesepakatan apa-apa. Hanya pembicaraan courtesy call, apalagi saya tidak berwenang bikin kesepakatan, secara komersial harus oleh Dirut Perum Bulog,” katanya.

Menurut dia, pihak Bulog sudah melakukan kontrak pembelian beras dengan negara lain, misalnya dengan Vietnam dan India. ”Beras dari Thailand juga masih dalam pembicaraan. Namun, pengadaan dari Thailand sulit terealisasi karena harga di negara penghasil beras terbesar dunia ini lebih mahal dari harga internasional,” ujarnya.

Pengadaan beras

Deddy menjelaskan, langkah tersebut merupakan realisasi nota kesepahaman antara Indonesia dan Kamboja pada 28 Agustus. Menteri Perdagangan Indonesia dan Menteri Perdagangan Kamboja menandatangani kerja sama, yang salah satunya tentang kesediaan Kamboja memasok beras ke Indonesia jika suatu saat dibutuhkan. Dengan masuknya Kamboja, ada lima negara pemasok beras ke Indonesia. Empat negara lainnya adalah Vietnam, Thailand, India, dan Myanmar.

Sebelumnya Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, kebutuhan beras nasional setiap tahun mencapai 33 juta ton, sedangkan produksi diperkirakan 38 juta ton.

”Sejauh ini Bulog mampu menyerap 3,4 juta ton beras. Setelah dikurangi untuk public service obligation, sisanya tinggal 1,2 juta ton. Idealnya cadangan beras 10 persen dari kebutuhan nasional. Karena itu, impor masih diperlukan,” katanya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com