Jakarta, Kompas -
Menurut Deputi Perencanaan Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) Widhyawan Prawiraatmadja, Jumat (2/11), di Jakarta, secara prinsip rencana pengembangan lanjutan proyek Train 3 Tangguh disetujui. Hal itu akan dituangkan dalam perjanjian antara BP Migas dan BP, perusahaan migas Inggris, yang mengembangkan proyek gas tersebut. ”Beberapa hal yang semula berseberangan kini ada titik temu, misalnya berapa kargo LNG (gas alam cair) untuk domestik dan pendapatan daerah disepakati tidak terganggu dengan pembangunan Train 3,” ujar Widhyawan.
Widhyawan menjelaskan, proyek pembangunan Train 3 Tangguh memerlukan tambahan investasi dari BP senilai 12 miliar dollar AS atau setara Rp 115,32 triliun. BP Migas semula berpandangan, penerimaan negara dari Train 1 dan Train 2, misalnya, dari pengalihan pasokan gas yang semula ke Sempra Energy, perusahaan migas Amerika Serikat, untuk pembeli lain tidak boleh dipakai seluruhnya untuk penggantian biaya operasi (cost recovery) Train 1, Train 2, dan Train 3.
Kemudian kedua pihak mencapai titik temu, yaitu tidak semua penerimaan dari pengalihan pasokan gas ke Sempra Energy untuk pembeli lain dipakai. Penerimaan dari pengalihan pasokan tersebut disisakan untuk menjaga agar pendapatan negara stabil. Pengalihan pasokan gas Tangguh ke Sempra Energy itu memberi tambahan penerimaan atau rezeki nomplok bagi negara karena harganya lebih tinggi.
Dalam keterangan resminya, BP mengumumkan bahwa rencana pengembangan lanjutan proyek Train 3 Tangguh telah disetujui Pemerintah Indonesia dan BP Migas. Persetujuan itu diumumkan Perdana Menteri David Cameron di London, Inggris, seusai pertemuan bilateral dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Acara itu dihadiri Chief Executive BP Group Bob Dudley dan Presiden BP Asia Pasifik William Lin.
Pada awal September, BP mengajukan rencana pengembangan lanjutan Train 3 Tangguh ke BP Migas. Persetujuan rencana itu merupakan tahap penting dalam mempersiapkan keputusan akhir investasi untuk ekspansi ini, yang diperkirakan tuntas pada tahun 2014.
Proyek untuk Train 3 ini ditargetkan bisa beroperasi secara komersial pada train baru paling lambat tahun 2018. Persetujuan proyek dengan nilai investasi 7,5 miliar poundsterling (12 miliar dollar AS) ini kabar baik bagi BP selaku salah satu investor asing terbesar di Indonesia dan dapat mendorong perdagangan serta investasi Inggris di pasar Indonesia,” ujar David Cameron.
Selain proyek gas Tangguh, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menandatangani nota kesepahaman dengan Menteri Kebudayaan, Komunikasi, dan Industri Kreatif Inggris Ed Vaizey.
Dalam nota kesepahaman disebutkan bahwa kerja sama akan difokuskan pada kerja sama pelaku kreatif di antara kedua negara. Selain itu, kerja sama pengembangan sumber daya manusia melalui pertukaran informasi dan pengetahuan, peningkatan kapasitas, pelatihan, penelitian, serta pameran.