jakarta, kompas
Hal itu diungkapkan Direktur Utama Baramulti Henry Angkasa seusai pencatatan perdana saham Baramulti di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (8/11). Saham Baramulti di BEI berkode BSSR. Saham Baramulti ditutup turun tipis 10 poin (0,51 persen) ke level 1.940 dari harga perdana di level 1.950.
”Pada 2014 kami optimistis dapat meningkatkan kapasitas produksi kami hingga 8,5 juta ton, dengan rincian AGM (Antang Gunung Meratus) sebanyak 7 juta ton, sedangkan BSSR sebanyak 1,5 juta ton,” kata Henry. AGM adalah anak perusahaan Baramulti.
Turunnya permintaan komoditas secara global akibat krisis utang di Eropa dampaknya telah sampai di kawasan lain, termasuk Asia. Kondisi itu membuat harga juga turun. Namun, Henry optimistis harga akan kembali naik per kuartal empat tahun ini dan terus membaik tahun depan. Naiknya harga komoditas diharapkan meningkatkan pendapatan perseroan.
Investor Relations Baramulti Adi Hartadi mengungkapkan, perseroan berencana menggunakan dana perolehan penawaran umum saham perdana untuk melunasi utang senilai 18 juta dollar AS ke Bank CIMB Niaga. Sisa dana akan digunakan untuk modal usaha.
Baramulti meraih dana hasil penawaran umum saham perdana Rp 509,9 miliar. Menurut Direktur Keuangan Baramulti Eric Rahardja, dana itu akan digunakan untuk pengeluaran modal AGM sekitar 47,9 persen atau sebesar Rp 235,9 miliar. Untuk Baramulti dialokasikan dana Rp 50 miliar.