Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Shell Tidak Lolos Tender BBM

Kompas.com - 10/11/2012, 07:24 WIB

Jakarta, Kompas - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi menyatakan, PT Shell Indonesia tidak lolos seleksi sebagai badan usaha pendamping PT Pertamina dalam menyalurkan bahan bakar minyak bersubsidi tahun 2013. Hal ini berarti hanya ada dua badan usaha yang lolos seleksi.

Direktur Bahan Bakar Minyak (BBM) BPH Migas Djoko Iswanto menyampaikan hal itu saat dihubungi, Jumat (9/11), di Jakarta.

Djoko menyatakan, ada dua perusahaan yang lolos seleksi sebagai pendamping Pertamina dalam mendistribusikan BBM bersubsidi tahun 2013. Dua perusahaan itu adalah PT AKR dan PT Surya Parna Niaga, sedangkan PT Shell Indonesia dinyatakan tidak lolos seleksi.

”Shell tidak lolos karena minta alpha (biaya distribusi dan margin) terlalu besar,” kata Wakil Ketua Komite BPH Migas Fahmi Harsandono. Pihak Shell meminta alpha berkisar Rp 800 sampai Rp 900 per liter. Padahal, badan pengatur itu menginginkan alpha BBM bersubsidi di bawah angka itu.

Selain itu, Shell Indonesia tidak bersedia membangun infrastruktur di luar Jawa-Bali. Perusahaan migas asal Belanda itu hanya mau membangun infrastruktur atau stasiun pengisian bahan bakar untuk umum di Jawa Timur.

Sebagaimana dikabarkan sebelumnya, Shell menawarkan untuk mendistribusikan BBM bersubsidi di 70 tempat di Jawa Timur untuk melayani sepeda motor.

Padahal, lanjut Fahmi, pihaknya menginginkan agar badan usaha pendamping Pertamina itu turut menyalurkan BBM bersubsidi di daerah terpencil ataupun di kawasan nelayan.

Hal ini untuk meningkatkan akses nelayan terhadap BBM bersubsidi sesuai permintaan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

Verifikasi infrastruktur

Selanjutnya, BPH Migas akan melaksanakan verifikasi mengenai kesiapan infrastruktur yang dilaksanakan AKR dan SPN pada Januari-Februari.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Menpan-RB: ASN yang Pindah ke IKN Bakal Diseleksi Ketat

Whats New
Lebaran 2024, KAI Sebut 'Suite Class Compartment' dan 'Luxury'  Laris Manis

Lebaran 2024, KAI Sebut "Suite Class Compartment" dan "Luxury" Laris Manis

Whats New
Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Rupiah Melemah Sentuh Rp 16.200, Mendag: Cadangan Divisa RI Kuat, Tidak Perlu Khawatir

Whats New
Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Rasio Utang Pemerintahan Prabowo Ditarget Naik hingga 40 Persen, Kemenkeu: Kita Enggak Ada Masalah...

Whats New
Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Giatkan Pompanisasi, Kementan Konsisten Beri Bantuan Pompa untuk Petani

Whats New
IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

IHSG Turun 19,2 Poin, Rupiah Melemah

Whats New
Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Catat, Ini Jadwal Perjalanan Ibadah Haji Indonesia 2024

Whats New
Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Pada Liburan ke Luar Negeri, Peruri Sebut Permintaan Paspor Naik 2,5 Lipat Pasca Pandemi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com