Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anggaran Bedah Rumah Sebaiknya Dialihkan ke Rumah Bersubsidi

Kompas.com - 19/11/2012, 14:53 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Program bedah rumah swadaya yang digelontorkan Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) sebaiknya dialihkan untuk membantu subsidi uang muka rumah.

Upaya pengalihan tersebut jelas lebih bermanfaat untuk mengurangi backlog perumahan yang menjadi persoalan utama Kemenpera.

Demikian diungkapkan Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesa (APERSI), Eddy Ganefo, di Jakarta, Senin (19/11/2012).

Menurut dia, jika dijadikan bantuan uang muka, maka akan semakin banyak masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) yang dapat memiliki rumah.

"Sementara bedah rumah swadaya tidak menambah rumah baru," ujar Eddy.

Usul bedah rumah swadaya yang masuk ke Kementerian Perumahan Rakyat sebanyak 322.740 rumah tangga dari 33 provinsi. Namun, setelah verifikasi dilakukan, hanya 231.427 atau 70 persen usul yang dinyatakan memenuhi kelayakan bantuan.

Selebihnya, 30 persen usul stimulan rumah swadaya, tidak memenuhi kriteria kelayakan bantuan.

"Selain itu, pengawasannya juga sangat sulit, karena fisik dari bantuan tidak spesifik. Siapa yang mengontrol," kata Eddy.

Seperti diberitakan, Menteri Perumahan Rakyat Djan Faridz, di Jakarta, Jumat (16/11/2012) lalu, mengemukakan, banyak pengajuan rumah yang ditolak karena dinilai tidak memenuhi kriteria penerima bantuan.

Beberapa persyaratan itu di antaranya surat keterangan penghasilan, foto kondisi rumah, status tanah milik yang ditandai sertifikat tanah atau surat keterangan pemerintah setempat yang menyatakan tanah milik, kartu tanda penduduk, dan besar penghasilan di bawah upah minimum regional.

Kondisi rumah yang berhak mendapatkan bantuan stimulan perbaikan rumah, yakni berlantai tanah, beratap daun, berdinding bilik, dan tak punya WC sendiri.

Meskipun demikian, penyaluran stimulan rumah swadaya ditargetkan tuntas pada akhir Desember 2012 mendatang.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Kadin Proyeksi Perputaran Uang Saat Ramadhan-Lebaran 2024 Mencapai Rp 157,3 Triliun

Whats New
Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Kebutuhan Dalam Negeri Jadi Prioritas Komersialisasi Migas

Whats New
Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Ratusan Sapi Impor Asal Australia Mati Saat Menuju RI, Badan Karantina Duga gara-gara Penyakit Botulisme

Whats New
Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Watsons Buka 3 Gerai di Medan dan Batam, Ada Diskon hingga 50 Persen

Spend Smart
Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Utang Pemerintah Kian Bengkak, Per Februari Tembus Rp 8.319,22 Triliun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com