Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisruh Bumi, Bakrie & Brothers Hanya Ingin Tukar Guling

Kompas.com - 30/11/2012, 13:27 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) membuat pernyataan terbaru terkait proposalnya kepada pihak Bumi Plc. Proposal itu menyangkut tiga permintaan BNBR, yang salah satu poinnya adalah tukar guling 23,8 persen saham Bumi Plc yang dimilikinya dengan 10,3 persen saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) milik Bumi Plc.

Sikap BNBR itu dirilis dalam situs Bursa Efek Indonesia pada 28 November, dalam bentuk materi paparan publik BNBR yang akan dilaksanakan pada 3 Desember 2012. BNBR menyatakan tidak akan terlibat dalam pembelian sisa 18,9 persen saham BUMI di Bumi Plc yang masuk dalam poin kedua proposal yang diajukannya bersama dengan Long Haul Holding (afiliasi) kepada Bumi Plc. 

Begitu pula terhadap poin ketiga yang menawarkan pembelian atas 84,7 persen saham PT Berau Coal Energy Tbk (BRAU) milik Bumi Plc. "Keterlibatan BNBR akan terbatas hanya pada poin pertama dan BNBR tengah mempertimbangkan untuk tidak berpartisipasi pada langkah transaksi lainnya," ungkap manajemen BNBR dalam materi paparan publiknya. Ini artinya, BNBR tidak akan keluar duit tunai sepeser pun atas proposal Grup Bakrie kepada Bumi Plc.

Eddy Soeparno, Direktur Keuangan BNBR, tidak merespons permintaan konfirmasi dari Kontan. Begitu pula dengan Bobby Gafur Sulistyo Umar, Direktur Utama BNBR, yang tetap membungkam terkait persoalan ini.

Boleh jadi, kondisi keuangan BNBR yang tidak mendukung untuk menunjang transaksi tunai tersebut. Maklum, nilai transaksi tersebut (poin dua dan tiga) diperkirakan bernilai 1,2 miliar dollar AS.

Nyatanya, kondisi keuangan BNBR sendiri masih sangat terbebani oleh persoalan utang. Berdasarkan laporan keuangan mereka akhir pada September 2012, total kewajiban BNBR tercatat Rp 8,47 triliun. Beban bunga dan keuangannya mencapai Rp 956,10 miliar. Sedangkan posisi laba ditahannya hanya Rp 406,3 miliar. 

Di sisi lain, kemampuan pihak Long Haul Holding belum diketahui secara pasti. Chris Fong, juru bicara Grup Bakrie, pernah mengatakan bahwa pihaknya telah menyiapkan dana awal untuk membeli sisa saham BUMI yang sebanyak 18,9 persen.

Untuk pembelian 84,7 persen saham BRAU, masih ada waktu enam bulan lagi. Ada beberapa pilihan pendanaan yang tersedia, yaitu menjual beberapa aset serta meminjam dana dari institusi keuangan.

Reza Priyambada, Kepala Riset Trust Securities, berpendapat, sikap BNBR itu lebih bijak. Kalau BNBR sampai meminjam uang lagi, bunganya pasti besar. "Sedangkan jika menjual aset, maka akan memakan waktu yang cukup lama," tutur Reza.

BUMI masih rahasiakan auditor

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) beberapa waktu lalu sudah meminta Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel) untuk menetapkan tim audit independen guna memeriksa laporan keuangannya beserta anak usaha sejak periode 2010 hingga kini. Termasuk, meminta keterangan dari manajemen BUMI dan anak usahanya. PN Jaksel pun sudah mengabulkan permintaan yang diajukan oleh komite audit internal BUMI.

Namun, saat ditemui Kontan seusai paparan publik dalam rangka investor summit yang diselenggarakan Bursa Efek Indonesia, Dileep Srivastava, Direktur dan Sekretaris Perusahaan BUMI, menolak memberitahukannya. Termasuk apakah tim audit tersebut sudah mulai bekerja dengan meminta keterangan dari manajemen BUMI.

Sekadar mengingatkan, tim audit independen tersebut memiliki masa kerja selama 90 hari sejak ditetapkan oleh PN Jaksel. Tim ini dibentuk sebagai upaya untuk membuktikan ada atau tidaknya ketidakberesan di tubuh BUMI dan anak usahanya. (Amailia Putri Hasniawati, Veri Nurhansyah Tragistina/Kontan)

Ikuti perkembangannya di topik Kisruh Bumi

Baca juga:
Tandingi Bakrie, Rothschild Gandeng Keluarga Prabowo?
Ini Rincian Utang BUMI dan Anak Usaha

Bumi Plc Ingin Dapatkan Saham Murah BUMI?

Kisruh BUMI, Samin Tan dan Bakrie Pecah Kongsi?
Indonesia Fokus Menuju Nomor 7 Dunia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com