Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konsumen Indonesia Doyan "Gesek" Pakai Kartu Kredit

Kompas.com - 07/12/2012, 16:42 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Perilaku konsumen dalam berbelanja di Indonesia cenderung berbeda dengan negara maju lainnya. Masyarakat Indonesia lebih senang memakai kartu kredit dibanding kartu debit.

General Manager Divisi Bisnis Kartu BNI Dodit Wiweko Probojakti menjelaskan perilaku berbelanja model Indonesia ini berbeda dengan negara maju seperti Singapura yang malah memakai kartu debit sebagai alat untuk berbelanja.

"Perilaku berbelanja di Indonesia itu mirip dengan Thailand dan Malaysia, yang masih suka berbelanja dengan kartu kredit," ungkap Dodit selepas peluncuran varian kartu debit BNI di Kuningan City Jakarta, Jumat (7/12/2012).

Menurut Dodit, perilaku konsumen di Indonesia ini sebenarnya memakai kartu kredit hanya untuk membayar tagihan bulanan maupun pembelian barang dengan cara mencicil (installment). Sementara masyarakat di negara maju justru memakai kartu debit dengan fungsi yang sama.

"Jelas ini fungsi kartu yang sama namun dengan kartu yang berbeda," tambahnya.

Padahal dengan pemakaian kartu debit ini, nasabah tidak akan dikenakan biaya apapun. Hal ini berbeda dengan pemakaian kartu kredit yang ada biaya tahunan maupun biaya cicilan barangnya.

Menurut Dodit, pemakaian kartu kredit untuk berbelanja ini memang sah-sah saja dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Apalagi perekonomian Indonesia saat ini sedang tumbuh bagus.

"Bila di luar negeri kan sebaliknya. Bunga simpanan saja sudah nyaris nol persen. Bila ada beban bunga kartu kredit, maka beban bunga akan bertambah," tambahnya.

Sekadar catatan, nilai transaksi kartu kredit industri saat ini sudah mencapai Rp 17,5 triliun sebulan. Sementara nilai transaksi kartu debit baru mencapai Rp 6 triliun sebulan.

"Pemakaian kartu debit di Indonesia masih rendah, cuma sepertiga dari pemakaian kartu kredit di Indonesia," jelasnya.

Dorongan pemakaian kartu debit sebagai alat pembayaran menggunakan kartu (APMK) ini sebenarnya merupakan program kerja dari Bank Indonesia demi mendukung cashless society.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com