Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keluarga TKW Pertanyakan Kematian Didah

Kompas.com - 17/12/2012, 01:53 WIB

CIANJUR, KOMPAS.com - Keluarga almarhumah Didah (31) tenaga kerja wanita (TKW) asal Kampung Malaka, Desa Nanggalamekar, Kecamatan Ciranjang, Cianjur, Jabar, mempertanyakan kematian Didah.

Pasalnya, hingga saat ini, pihak keluarga belum menerima laporan rekap medis dari salah satu rumah sakit yang merawatnya di Jeddah Arab Saudi. Didah merupakan anak pertama dari enam bersaudara, yang tidak memiliki orangtua karena meninggal dunia.

Informasi dihimpun, Minggu, tahun 2006 korban memilih pergi mengadu nasib untuk menjadi PRT di Saudi Arabia melalui PT.Rohana, Jakarta Timur.

Selang dua tahun habis kontrak kerjannya di negara tersebut, dia memilih untuk bekerja serabutan di negara yang sama selama empat tahun, tanpa mengantongi surat perjanjian kerja dengan PJTKI yang sebelumnya memberangkatkan dirinya.

"Sejak habis kontrak, kakak kami bekerja tidak tetap di negara yang sama, alasannya ketika itu, tidak ingin pulang ke Indonesia. Sehingga, dia tidak mendapat asuransi karena dikatakan sebagai TKW illegal," kata Nahwan (27) salah seorang adik korban, MInggu (16/12/2012).

Namun sayangnya, pihak keluarga menilai meninggalnya korban menimbulkan pertanyaan karena informasi yang didapat pada tubuh korban terdapat sejumlah luka yang diperkirakan akibat penyiksaan.

"Kami dapat informasi dari teman-temannya di Saudi Arabia yang sempat melihat jasad Didah. Mereka juga merasa janggal dengan kematian almarhumah yang disebut-sebut akibat penyakit yang dideritanya," ucap Nahwan.

Dia menambahkan, selama ini kakaknya itu tidak memiliki catatan penyakit akut atau menahun, namun dia pergi karena tekanan mental setelah bercerai dengan suaminya.

"Meskipun kami ingin memakamnya jasadnya di Cianjur, namun keterbatasan biaya dan sulitnya mengurus kepulangan jenazah, kami pasrahkan Didah di makamkan di Saudi," tandasnya.

Sementara itu, Koordinator Crisis Center BNP2TKI Pusat, Hendri, membenarkan TKW yang meninggal tanpa memperpanjang kontrak tidak mendapatkan asuransi kematian. Pasalnya tidak tercatat sebagai TKW legal yang bekerja di negara tersebut.

"Itu tergantung dari kebaikan majikan, kalau pihak keluarga ingin mendapatkan santunan kematian. Walaupun statusnya TKW illegal namun jenazahnya tetap diurus, pejabat kedubes kita di sana, hanya saja tidak mendapatkan asuransi kematian," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Bandara Internasional Soekarno-Hatta Peringkat 28 Bandara Terbaik di Dunia

Whats New
IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

IHSG Ambles 1,07 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.266 Per Dollar AS

Whats New
Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Buka Asia Business Council's 2024, Airlangga Tegaskan Komitmen Indonesia Percepat Pembangunan Ekonomi

Whats New
Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Voucher Digital Pizza Hut Kini Tersedia di Ultra Voucher

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Harga Bahan Pokok Jumat 19 April 2024, Harga Cabai Rawit Merah Naik

Whats New
Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Detail Harga Emas Antam Jumat 19 April 2024, Naik Rp 10.000

Earn Smart
Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Chandra Asri Group Jajaki Peluang Kerja Sama dengan Perum Jasa Tirta II untuk Kebutuhan EBT di Pabrik

Whats New
IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Bakal Lanjut Menguat? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Earn Smart
Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Perkenalkan Produk Lokal, BNI Gelar Pameran UMKM di Singapura

Whats New
Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Harga Emas Dunia Terus Menguat di Tengah Ketegangan Konflik Iran dan Israel

Whats New
Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Menko Airlangga Ingin Pedagang Ritel Berdaya, Tak Kalah Saling dengan Toko Modern

Whats New
Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Allianz dan HSBC Rilis Asuransi untuk Perencanaan Warisan Nasabah Premium

Whats New
Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Saham Teknologi Tertekan, Wall Street Berakhir Mayoritas di Zona Merah

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 19 April 2024

Spend Smart
Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Bapanas Tugaskan ID Food Impor 20.000 Ton Bawang Putih Asal China

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com