Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Syahdu di Kegelapan Goa Pindul...

Kompas.com - 19/12/2012, 12:48 WIB

Oleh Didit Putra Erlangga Rahardjo

SUNGAI bawah tanah yang mengalir melalui Goa Pindul menawarkan keindahan tersendiri bagi yang melintasinya. Kalau sampai di zona gelap, yang tidak menyisakan sedikit pun cahaya, itulah kegelapan yang patut dinikmati setiap pengunjung.

Inilah pengalaman wisata yang hendak ditawarkan Goa Pindul. Dengan menaiki ban dalam yang diisi angin, wisatawan mengapung melintasi goa kapur di atas permukaan air yang mengalir tenang. Di sepanjang jalan ada pemandu yang menjelaskan berbagai hal, mulai dari sejarah, kondisi geologis, hingga hewan yang tinggal di dalam goa itu.

Semua itu bisa dinikmati hanya dengan biaya Rp 30.000 per orang. Jumlah yang terhitung murah untuk belajar mengenai bentukan geologi, spesies kelelawar yang ada di dalam goa, hingga bermain di sungai bawah tanah yang airnya jernih.

Geowisata ini terletak di Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan perjalanan lebih kurang 1,5 jam menggunakan mobil, kita bisa sampai meski harus beberapa kali bertanya karena petunjuk ke obyek wisata itu baru ada 400 meter menjelang lokasi.

Beberapa patokan yang bisa dipakai untuk mencapai obyek wisata ini adalah Hutan Bunder, belok kiri saat mencapai Bunderan Siyono, dan beberapa kali berbelok hingga sampai ke pintu masuk menuju Desa Bejiharjo. Bagi wisatawan yang bingung dengan jalan ada jasa tukang ojek sejak Bunderan Siyono yang bersedia membimbing mobil hingga sampai di lokasi dengan imbalan seikhlasnya.

Tiga zona

Goa sepanjang 350 meter ini terbagi dalam tiga zona berdasarkan cahaya yang meneranginya, yaitu terang, remang, dan gelap. Sesuai namanya, zona terang berada di sekitar mulut goa dengan dinding goa berikut lekukannya yang jelas terlihat. Semakin masuk ke dalam akan bertemu dengan zona remang, saat mata mulai membiasakan diri dengan kegelapan.

”Di tempat yang serba gelap ini kita berkesempatan untuk merenung mengenai segala hal,” ujar Anas Saefulloh, pemandu yang mengantar Kompas dan rombongan content provider Telkomsel. Kami bersama mengambang di atas air.

Sejak mulut goa hingga masuk ke zona gelap, wisatawan sebaiknya tetap berada di atas ban sebab kedalaman air bisa mencapai 7 meter meskipun masing-masing memakai rompi pelampung. Goa ini cukup lega sebab jarak permukaan air ke atap goa mencapai sekitar 4 meter.

Selepas zona gelap, rombongan kembali memasuki ruangan dalam goa yang terang karena ada lubang di atapnya. Menurut Anas, lubang itu tercipta karena ada atap karst yang roboh sehingga sinar Matahari dapat masuk dan menerangi goa.

Di ruangan menjelang pintu keluar goa, air hanya setinggi lutut sehingga wisatawan bisa turun dari ban dan berjalan. Di sini wisatawan memanfaatkan kesempatan untuk berfoto bersama.

Begitu meninggalkan goa, wisatawan akan menemui bendungan yang menjaga debit air sungai di dalam goa. Di sanalah wisatawan bisa keluar dari air dan berjalan kaki sekitar 100 meter untuk kembali ke Sekretariat Desa Wisata Bejiharjo, tempat memulai perjalanan.

Pipi ”kebendhul”

Anas mengisahkan, kata pindul berasal dari kata pipi kebendhul atau pipi yang terbentur. Cerita di balik nama itu terkait dengan bayi dari Panembahan Senopati, tokoh yang disebutkan sebagai pendiri Kerajaan Mataram. ”Alkisah, bayi Panembahan Pasopati pipinya terbentur sewaktu berada di tempat ini saat hendak dimandikan,” ungkapnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

26.514 Kontainer Tertahan di Tanjung Priok dan Tanjung Perak, Bea Cukai Sebut Penyelesaian Sudah 95 Persen

26.514 Kontainer Tertahan di Tanjung Priok dan Tanjung Perak, Bea Cukai Sebut Penyelesaian Sudah 95 Persen

Whats New
Pemerintah Perpanjang Relaksasi HET Gula sampai Akhir Juni 2024

Pemerintah Perpanjang Relaksasi HET Gula sampai Akhir Juni 2024

Whats New
Jadi Plt Kepala Otorita IKN, Basuki Diminta Selesaikan Masalah Pertanahan

Jadi Plt Kepala Otorita IKN, Basuki Diminta Selesaikan Masalah Pertanahan

Whats New
Harga Beras Kian Turun, Mei 2024 Terjadi Deflasi 0,03 Persen

Harga Beras Kian Turun, Mei 2024 Terjadi Deflasi 0,03 Persen

Whats New
Kualifikasi Piala Dunia 2026, Bank Mandiri Jual Tiket Pertandingan Indonesia di Livin’ Sukha

Kualifikasi Piala Dunia 2026, Bank Mandiri Jual Tiket Pertandingan Indonesia di Livin’ Sukha

Whats New
Waspada, Modus Penipuan Paylater dan Kartu Kredit Catut Nama BCA

Waspada, Modus Penipuan Paylater dan Kartu Kredit Catut Nama BCA

Whats New
Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Simak Kurs Rupiah Hari Ini di BRI hingga CIMB Niaga

Whats New
Jaga NPL di Level 3 Persen, BRI Jual Agunan Kredit Bermasalah

Jaga NPL di Level 3 Persen, BRI Jual Agunan Kredit Bermasalah

Whats New
TransNusa Buka Lowongan Kerja IT dan Pramugari, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja IT dan Pramugari, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Hari Terakhir, Ini Cara dan Syarat Daftar Kartu Prakerja Gelombang 69

Hari Terakhir, Ini Cara dan Syarat Daftar Kartu Prakerja Gelombang 69

Work Smart
IHSG Melaju Positif, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.238

IHSG Melaju Positif, Rupiah Menguat ke Level Rp 16.238

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Juni 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Juni 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Rincian Harga Emas Antam Hari Ini Senin 3 Juni 2024, Turun Rp 1.000

Rincian Harga Emas Antam Hari Ini Senin 3 Juni 2024, Turun Rp 1.000

Spend Smart
Lowongan Kerja Adaro Minerals untuk S1, Ini Posisi dan Persyaratannya

Lowongan Kerja Adaro Minerals untuk S1, Ini Posisi dan Persyaratannya

Work Smart
Sampoerna Kembali Dinobatkan sebagai LinkedIn Top Companies di Indonesia

Sampoerna Kembali Dinobatkan sebagai LinkedIn Top Companies di Indonesia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com