Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krisis Eropa Menghantui Ekspor Produk Pertanian

Kompas.com - 28/12/2012, 03:14 WIB

Jakarta, Kompas - Masih melambatnya pertumbuhan ekonomi di negara-negara tujuan ekspor produk pertanian Indonesia diperkirakan akan berdampak pada kinerja ekspor sektor pertanian. Kementerian Pertanian memperkirakan surplus neraca perdagangan produk pertanian 2012 berkisar 16,7 miliar dollar AS sampai 22,8 miliar dollar AS atau tidak berbeda jauh dengan tahun 2012.

Direktur Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia Fadhil Hasan, Kamis (27/12), di Jakarta, mengatakan, Indonesia tidak harus sekadar menunggu pemulihan ekonomi negara maju untuk mendukung pengembangan industri sawit nasional.

Pemerintah bisa saja melakukan berbagai upaya peningkatan penyerapan minyak sawit mentah (CPO) di pasar domestik sebagai upaya menekan pasokan CPO ekspor agar harga lebih bagus. Misalnya, mendorong peningkatan produksi biodiesel dari 1,5 juta liter menjadi 2 juta liter atau mendorong PLN menggunakan bahan bakar dari CPO.

Kemudian, meremajakan kebun sawit dengan memberikan subsidi serta merevisi bea keluar CPO. Malaysia juga melakukan hal sama. Kalau Indonesia dan Malaysia menjalankan bersama, dampaknya lebih efektif.

Menteri Pertanian Suswono mengatakan, produk subsektor perkebunan masih akan menjadi andalan ekspor sektor pertanian dengan tren surplus perdagangan yang meningkat. Komoditas andalan ekspor adalah CPO, karet, teh, kopi, dan kakao.

Negara tujuan ekspor adalah China, Amerika Serikat, sejumlah negara Eropa, dan India.

”Pada tahun 2013, negara-negara tujuan ekspor tersebut diperkirakan masih akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang lambat,” tuturnya.

Bahkan, untuk negara-negara Eropa belum ada kepastian bangkit dari krisis global sehingga impor produk pertanian, khususnya subsektor perkebunan, diperkirakan tidak meningkat.

Oleh karena itu, pertumbuhan neraca perdagangan pertanian Indonesia bakal tidak mengalami perubahan dibandingkan pada tahun 2012 dengan surplus neraca perdagangan mencapai 16,7 miliar dollar AS sampai 22,8 miliar dollar AS.

Adapun tahun 2012, sampai dengan September, surplus neraca perdagangan mencapai 16,93 miliar dollar AS.

Surplus perdagangan tersebut umumnya berasal dari subsektor perkebunan. Sementara tanaman pangan, peternakan, dan hortikultura mengalami defisit. Begitu pula dengan tahun 2013. (MAS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Soal China Investasi Pabrik Semen di Aceh, Kemenperin Sayangkan Pemkab Tak Koordinasi dengan Pusat

Soal China Investasi Pabrik Semen di Aceh, Kemenperin Sayangkan Pemkab Tak Koordinasi dengan Pusat

Whats New
KAI Ungkap Alasan Tak Langsung Terapkan Tarif Normal ke LRT Jabodebek

KAI Ungkap Alasan Tak Langsung Terapkan Tarif Normal ke LRT Jabodebek

Whats New
Perusahaan Penambang Bitcoin Perluas Bisnis ke Sektor AI

Perusahaan Penambang Bitcoin Perluas Bisnis ke Sektor AI

Whats New
Bank Muamalat Bidik Pertumbuhan Tabungan Haji 15 Persen Sepanjang 2024

Bank Muamalat Bidik Pertumbuhan Tabungan Haji 15 Persen Sepanjang 2024

Whats New
Kepala Otorita IKN Mundur, Kadin Yakin Investor Tidak Akan Hengkang

Kepala Otorita IKN Mundur, Kadin Yakin Investor Tidak Akan Hengkang

Whats New
Kepala Otorita IKN Mundur, Luhut Singgung soal Tak Bisa Eksekusi Lahan

Kepala Otorita IKN Mundur, Luhut Singgung soal Tak Bisa Eksekusi Lahan

Whats New
Bos BI Ramal Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Rp 15.300 - Rp 15.700 pada 2025

Bos BI Ramal Nilai Tukar Rupiah Menguat ke Rp 15.300 - Rp 15.700 pada 2025

Whats New
Ada Pemadaman Listrik, Operasional LRT Palembang Berhenti Sementara

Ada Pemadaman Listrik, Operasional LRT Palembang Berhenti Sementara

Whats New
Kepala Otorita IKN Baru Bakal Dipilih Jokowi atau Prabowo? Ini Jawaban Pemerintah

Kepala Otorita IKN Baru Bakal Dipilih Jokowi atau Prabowo? Ini Jawaban Pemerintah

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Naik 12 Persen Jadi 1,7 Juta Orang pada Mei 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Naik 12 Persen Jadi 1,7 Juta Orang pada Mei 2024

Whats New
Menteri ESDM Ungkap Alasan Freeport Bisa Perpanjang Kontrak hingga Cadangan Habis

Menteri ESDM Ungkap Alasan Freeport Bisa Perpanjang Kontrak hingga Cadangan Habis

Whats New
Menakar Peluang Investasi di Pasar Indonesia

Menakar Peluang Investasi di Pasar Indonesia

Whats New
Memanfaatkan Jasa Wilhen Cargo, Impor Barang dari China Jadi Mudah

Memanfaatkan Jasa Wilhen Cargo, Impor Barang dari China Jadi Mudah

Smartpreneur
IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Naik 10 Poin

IHSG Berakhir di Zona Hijau, Rupiah Naik 10 Poin

Whats New
Laporan JobStreet: Indonesia Semakin Menarik sebagai Tujuan untuk Bekerja

Laporan JobStreet: Indonesia Semakin Menarik sebagai Tujuan untuk Bekerja

Work Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com