Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sukses Hilirisasi Kakao

Kompas.com - 07/01/2013, 02:26 WIB

Jakarta, Kompas - Hilirisasi pada komoditas kakao berhasil mengubah komposisi ekspor biji kakao dan produk kakao olahan. Model tersebut bisa ditiru komoditas lain sehingga penciptaan nilai tambah bisa diperluas. Keberhasilan hilirisasi kakao tak lepas dari penerapan bea keluar atas biji kakao.

Menteri Perdagangan Gita Irawan Wirjawan, pekan lalu, di Jakarta, mengatakan, kebijakan bea keluar biji kakao telah berdampak pada meningkatnya nilai maupun volume ekspor produk olahan dari produk itu. ”Keberhasilan ini perlu ditiru dan diperluas ke komoditas lain. Sudah bukan saatnya lagi mengekspor produk mentah,” katanya.

Selama periode Januari-Oktober 2012, pangsa volume ekspor biji kakao sebesar 45,5 persen dan kakao olahan 54,5 persen. Sementara itu selama periode Januari - Oktober 2012, pangsa nilai ekspor masih dalam bentuk biji kakao sebesar 39,4 persen dan dalam bentuk kakao hasil olahan 60,6 persen.

Sejak diterapkan bea keluar atas ekspor biji kakao pada tahun 2010, maka volume ekspor berupa biji kakao terus menurun. Tahun 2010, volume ekspor biji kakao mencapai 389.000 ton, sementara tahun 2011 turun ke level 210.000 ton. Penurunan tersebut berlanjut ke tahun 2012 yang hanya sekitar 169.000 ton (periode Januari-November).

Menurut Gita, hilirisasi komoditas lain yang dinilai berhasil adalah minyak sawit mentah (CPO/crude palm oil). Selama periode Januari-Oktober 2012 pangsa volume ekspor CPO mencapai 33,8 persen dan produk turunan CPO mencapai 66,2 persen. Sementara pangsa nilai ekspor CPO sebesar 33,2 persen dan pangsa nilai produk turunan CPO 66,8 persen.

Secara terpisah Ketua Asosiasi Industri Kakao Indonesia Piter Jasman mengatakan, sepanjang tahun 2012, kapasitas industri pengolah kakao naik 26 persen, dari 268.000 ton menjadi 340.000 ton. Peningkatan tersebut tidak terlepas dari penerapan bea keluar biji kakao.

Dia mengatakan saat ini terdapat 14 industri pengolahan. Pada tahun 2000, sebenarnya ada 40 pabrik yang beroperasi dengan kapasitas 300.000 ton. Kapasitas tersebut terus menyusut. Pada tahun 2009, tinggal lima pabrik yang beroperasi dengan total kapasitas 120.000 ton.

Pada tahun 2015, produksi kakao nasional diperkirakan tembus ke level 1 juta ton. Dari jumlah tersebut, industri hilir kakao di dalam negeri bisa menyerap 750.000-800.000 ton biji kakao. Saat ini produksi biji kakao baru mencapai 712.000 ton dari lahan seluas 1,6 juta hektar. (ENY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com