Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

2012, Laba Bank Mutiara Naik Tipis

Kompas.com - 07/01/2013, 10:59 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Mutiara Tbk (BCIC) mencatatkan perolehan laba sepanjang 2012 sebesar Rp 273 miliar. Jumlah tersebut hanya naik 4,8 persen dari pencapaian di 2011 sebesar Rp 260 miliar.

Pelaksana Tugas Direktur Utama Bank Mutiara Ahmad Fajar menjelaskan, laba pada periode ini murni bersumber dari pendapatan bunga, penyaluran kredit, pendapatan non bunga serta bisnis inti perbankan lainnya.

"Sepanjang 2012, kami juga semakin efisien dalam mengelola bisnis, sehingga mampu mengoptimalkan raihan laba," ungkap Fajar dalam siaran pers di Jakarta, Senin (7/1/2013).

Menurut Fajar, hal itu tercermin pada peningkatan kualitas beberapa indikator, di antaranya seperti menurunnya rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) dari posisi 87,2 persen (2011) menjadi 83,9 persen. Perseroan juga sukses meningkatkan Nett Interest Margin (NIM) sehingga mencapai 2,8 persen pada akhir 2012, dibanding NIM 2011 sebesar 1,6 persen.

Total aset Bank Mutiara tumbuh 17,2 persen menjadi Rp 15,3 triliun per 31 Desember 2012 (unaudited), dibanding Desember 2011 sebesar Rp 13,1 triliun. Pertumbuhan aset tersebut ditopang oleh pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) yang signifikan mencapai 20,2 persen sebesar Rp 13,4 triliun pada akhir 2012, dibanding DPK 2011 sebesar Rp 11,2 triliun.

Peningkatan DPK tersebut juga diikuti oleh pertumbuhan penyaluran kredit sebesar 18,7 persen yang mencapai Rp 11,1 triliun, dibanding pengucuran kredit pada Desember 2011, sebesar Rp 9,3 triliun.

Tingginya penyaluran kredit tersebut tetap dilakukan dengan prinsip kehati-hatian (prudential banking). Hal itu tercermin dari rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) nett per 31 Desember 2012 sebesar 3,4 persen, turun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 4,5 persen.

"Pertumbuhan aset, yang ditopang oleh peningkatan dana masyarakat dan pengucuran kredit itu menunjukkan tingginya tingkat kepercayaan publik, khususnya dunia usaha dan nasabah terhadap Bank Mutiara," tambahnya.

Ekuitas Bank Mutiara per 31 Desember 2012, mencapai Rp 1,3 triliun, tumbuh 37,2 persen dibanding 31 Desember 2011 sebesar Rp 1 triliun. Selain itu, modal inti perseroan pada akhir Desember 2012 mencapai Rp 1 triliun tumbuh 29,3 persen dari Rp 785 miliar pada akhir Desember 2011.

Bahkan, modal inti sebesar itu tumbuh 170 persen jika dibandingkan dengan Desember 2008 (saat diambilalih pemerintah) sebesar minus Rp 1,4 triliun. Peningkatan ekuitas dan modal inti tersebut turut meningkatkan rasio kecukupan modal (CAR) perseroan dari 9,4 persen pada 2011, menjadi 11,1 persen pada Desember 2012.

Ahmad Fajar menyatakan, rencana bisnis Bank Mutiara ke depan akan ditunjang oleh beberapa lini bisnis baru seperti penyaluran kredit ke segmen mikro. Perseroan pada 2013, berencana membuka 100 outlet di berbagai kota seluruh Indonesia, dalam upaya meningkatkan penyaluran pinjaman ke segmen usaha mikro.

Melalui kemitraan serta pembukaan outlet tersebut, manajemen Bank Mutiara optimistis, penyaluran kredit sepanjang 2013 dapat mencapai Rp 12,978 triliun. Sementara, total simpanan masyarakat alias dana pihak ketiga di Bank Mutiara hingga akhir 2013 ditargetkan mencapai Rp 14,766 triliun.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com