Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PT Semen Indonesia Menjajaki Pasar Ekspor

Kompas.com - 08/01/2013, 02:12 WIB

SURABAYA, KOMPAS - Semen Indonesia yang diproduksi oleh empat perusahaan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pasar domestik dan bisa ekspor ke negara-negara ASEAN. Saat ini, dari 60 juta ton konsumsi semen di Indonesia, kontribusi Semen Indonesia sekitar 25 persen, yakni 26,5 juta ton per tahun.

Direktur Utama PT Semen Gresik (Persero) Tbk Dwi Soetjipto mengatakan hal itu seusai peluncuran PT Semen Indonesia (Persero) Tbk yang dihadiri Menteri BUMN Dahlan Iskan, di Surabaya, Jawa Timur, Senin (7/1).

Pada peluncuran nama dan logo baru itu, PT Semen Indonesia Tbk juga mengumumkan penambahan anak perusahaan semen di Vietnam, yakni Than Long, dengan produksi 1,2 juta ton per tahun.

Dwi mengatakan, total produksi empat perusahaan semen, yakni Semen Gresik, Semen Padang, Semen Tonasa, dan Than Long, rata-rata 28,3 juta ton per tahun. Dari jumlah itu, sekitar 26,5 juta ton dipasok untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sisanya sekitar 1,8 juta ton diekspor ke Vietnam.

Jika produksi di Vietnam meningkat menjadi 2,3 juta ton per tahun, Semen Indonesia akan mengekspor ke negara tetangga, seperti Banglades, Sri Lanka, Brunei, bahkan juga ke Indonesia. Alasannya, konsumsi semen di Indonesia tahun 2013 diprediksi hingga 60 juta ton. ”Produk Semen Indonesia harus mempersiapkan diri untuk menyambut pasar bebas ASEAN mulai tahun 2015. Paling tidak, produksi Semen Indonesia tak kalah dengan Semen Siam Thailand,” katanya.

Dalam kesempatan serupa, Dahlan Iskan mengatakan, BUMN semen yang ada di Indonesia diharapkan bisa bergabung di Semen Indonesia, termasuk Semen Baturaja. ”Hanya dengan manajemen dan nama besar, industri Semen Indonesia bisa dikenal dunia,” katanya. Jika hal ini terwujud, bukan tidak mungkin BUMN bidang perkebunan juga disatukan, seperti yang sudah diterapkan pada Pupuk Indonesia dan Semen Indonesia. (ETA)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com