Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layar Kehidupan di Tepian Martapura

Kompas.com - 09/01/2013, 08:36 WIB

Oleh Indira Permanasari

”Kalau kena air Banjar, pasti nanti akan kembali ke sini,” ujar Ian Kasela. Vokalis band Radja itu kemudian mencelupkan tangannya ke dalam air Sungai Martapura yang kecoklatan. Penyanyi kelahiran Banjarmasin itu sedang pulang kampung sekaligus menjadi salah satu pengisi pergelaran Kreasi Karya Gemilang beberapa waktu lalu. Setiap kali ada kesempatan ke Banjarmasin, Ian selalu menyambangi Sungai Martapura.

Penyanyi bernama panjang Iandhika Mulia Ramadhan itu bercerita, dulu sepulang sekolah ia terbiasa nyemplung dulu ke dalam air sungai yang berjarak 3 kilometer dari rumahnya. ”Saya dan teman-teman jalan kaki untuk berenang dan menyelam di sungai. Kadang pas muncul di permukaan air lagi, ada aja yang nyangkut di kepala ha-ha-ha,” ujarnya.

Dia mensyukuri ayah dan ibunya tidak mau pindah dari Banjarmasin sehingga selalu ada alasan untuk kembali. Terkadang Ian memilih menikmati aliran sungai dengan melaju kencang di atas jet ski.

Siang itu, dengan kacamata hitam dan jaket kulit, ia bersiap menyusuri sungai dengan perahu kayu alias kelotok bersama adiknya, gitaris band Radja, Moldyansyah Kusnadi, dan anggota Radja lainnya. Sebuah perahu tersambat di dermaga kecil sebuah restoran soto banjar yang menghadap sungai. Ritual berkeliling Martapura dimulai dengan menyantap hidangan khas Banjarmasin itu. Sepiring lontong dengan suwiran ayam, potongan telur, taburan bawang, dan kuah bening berasa rempah disantap di atas perahu yang bergoyang diterpa arus sungai.

Setelah perut puas terisi soto, mesin kelotok mulai menderu dan perahu pun bergerak. Layar kehidupan masyarakat di tepi sungai mulai tersingkap. Bagi Ian, yang hingga SMA di Banjarmasin, segala kebiasaan di pinggir sungai itu suatu yang lazim. Bagi mereka yang terbiasa dengan jalanan aspal dan hutan beton, perjalanan itu bisa memberikan pandangan tentang dunia berbeda dan cara lain orang menjalani hidup.

Urat nadi

Sungai menjadi bagian tak terpisahkan dari Banjarmasin, kota tertua di Kalimantan yang konon sudah ada sejak tahun 1526. Banjarmasin mendapat sebutan ”Kota Seribu Sungai” lantaran anak Sungai Martapura dan Barito serta sejumlah kanal bangunan Belanda yang membelah-belah kota itu. Bagi urang banua banjar, sungai memiliki arti mendalam dan merupakan urat nadi kehidupan. Walaupun jejak-jejak budaya masyarakat sungai itu kian terkikis.

Begitu kota itu bertumbuh, permukiman pun meriap, termasuk rumah-rumah kayu dan semipermanen di tepian Sungai Martapura yang lebarnya sekitar 100 meter itu. Permukiman tepi sungai itu lalu dianggap menjadi bagian dari masalah perkotaan. Jejak jiwa dan emosi alami masyarakat terhadap sungai tampaknya tidak bertemu dengan para pembangun kota yang sibuk membangun daratan.

Perjalanan kali itu bisa dikatakan mengintip kehidupan seperti apa adanya. Rumah-rumah di tepian Martapura bersangga tiang-tiang kayu. Ada yang menjadikan sungai sebagai halaman depan, ada pula yang menganggapnya bagian belakang rumah. Seakan gamang, sebagian rumah mempunyai dua pintu utama, satu menghadap ke jalan dan sebuah lagi ke arah sungai.

Sore itu, segerombolan anak sedang asyik bermain di dalam air. Mereka bergantian menaiki tangga dari bambu yang dipancang di dasar sungai dan sejurus kemudian, byuuurr..., meloncat ke dalam air yang coklat. Ian tertawa-tawa melihat aksi mereka dan teringat ulahnya saat kecil dulu. ”Loncat... ayo loncat lagi,” teriaknya dari atas kapal.

Bocah-bocah yang berkilat basah itu balas berteriak menyapa Ian. Bergeser sedikit, ada sekelompok ibu sedang mandi atau mencuci pakaian dengan berbalut kain. Mereka tersipu malu, tetapi masih sempat melambai-lambaikan tangan melihat Ian.

Perahu kayu terus melaju dan menyeret perahu membelah sungai. Dari jendela-jendela rumah yang terbuka lebar menghadap ke sungai terlihat aktivitas warga. Ada yang sedang duduk bengong menatap aliran air, bercengkerama dengan keluarga di teras, dan khusyuk shalat. Di rumah yang bagian belakangnya kamar mandi, seorang penghuninya asyik menyabuni diri dengan separuh tubuh tertutup bilik. Pria itu menghentikan acara mandinya dan berbalik asyik mengamati para pelancong di atas perahu. ”Ini pemandangan biasa di sini,” ujar Ian tersenyum geli.

Sisa peradaban

Perahu kayu kemudian melewati sebuah rumah lanting yang terselip di antara rimba bangunan semipermanen di tepian sungai. Rumah rakyat beratap sirap dan berdinding papan itu dibangun di atas rakit bambu sehingga bergoyang mengikuti alunan ombak sungai. Rumah lanting yang kian langka menjadi salah satu bentuk budaya lama sungai yang tersisa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis, Stafsus Erick Thohir: Kasus yang Sudah Sangat Lama...

Whats New
Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Menkeu: Per 15 Maret, Kinerja Kepabeanan dan Cukai Capai Rp 56,5 Triliun

Whats New
Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Siap-siap, IFSH Tebar Dividen Tunai Rp 63,378 Miliar

Whats New
Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Harga Tiket Kereta Bandara dari Manggarai dan BNI City 2024

Spend Smart
Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Penukaran Uang, BI Pastikan Masyarakat Terima Uang Baru dan Layak Edar

Whats New
Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Cara Cek Tarif Tol secara Online Lewat Google Maps

Work Smart
PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

PT SMI Sebut Ada 6 Investor Akan Masuk ke IKN, Bakal Bangun Perumahan

Whats New
Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Long Weekend, KAI Tambah 49 Perjalanan Kereta Api pada 28-31 Maret

Whats New
Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Ini Sejumlah Faktor di Indonesia yang Mendorong CCS Jadi Peluang Bisnis Baru Masa Depan

Whats New
ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

ITMG Bakal Tebar Dividen Rp 5,1 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Kemenaker Siapkan Aturan Pekerja Berstatus Kemitraan, Ini Tanggapan InDrive

Whats New
Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

Kaum Mumpung-mumpung, Maksimalkan Penawaran Terbaik Lazada untuk Belanja Aneka Kebutuhan Ramadhan

BrandzView
Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Musim Hujan, Petani Harus Waspadai Serangan Hama

Whats New
Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Contoh Surat Perjanjian Utang Piutang di Atas Materai yang Benar

Whats New
Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Pemerintah Belum Berencana Revisi Permendag soal Pengaturan Impor

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com