JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) Nur Pamudji mengatakan, pengisian mobil listrik dapat memanfaatkan listrik menganggur atau tidak terpakai di malam hari yang besarnya mencapai 1.000 megawatt .
"Ada listrik menganggur dari jam 23.00 sampai sekitar subuh, sehingga pembangkit-pembangkit listrik tenaga uap batu bara itu turun keluarannya karena tidak ada yang memakai. Ini cocok dimanfaatkan untuk mengisi mobil listrik," kata Nur ditemui di Kementerian Perindustrian, Jakarta, Rabu (9/1/2013).
"Merujuk kondisi di negara-negara lain yang juga mulai mengembangkan mobil listrik," kata Nur, sebanyak 60 persen pengisian mobil listrik dilakukan di rumah-rumah. Sebanyak 30 persen diisi di tempat-tempat parkir dan 10 persen sisanya di area istirahat.
"Pengisian di area istirahat menggunakan peranti pengisi cepat dengan listrik searah lebih singkat, yakni sekitar 10-20 menit. Tergantung mengisinya berapa banyak, kalau dari kosong sampai penuh itu sekitar 20 menit," kata Nur.
"Biaya pemasangan satu peranti pengisi cepat sekitar Rp 10 juta. Perkiraan Rp 10 juta per satu colokan. Di SPBU juga bisa. Kalau pengisian kami terbuka pada siapa saja, yang penting listriknya dari PLN," kata Nur.
Penuturan Direktur Utama PT Sarimas Ahmadi Pratama Dasep Ahmadi, tahun ini direncanakan diproduksi antara 1.000 -2.000 unit mobil listrik Evina (akronim dari electric vehicle Indonesia).
Dasep mengatakan, harga jual mobil tersebut di bawah Rp 200 juta. Mobil tersebut rencananya akan diproduksi di pabrik yang berlokasi di tiga tempat, yakni Depok, Bogor, dan Bekasi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.