Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Indonesia Siap Klarifikasi ke WTO

Kompas.com - 14/01/2013, 03:32 WIB

Jakarta, Kompas - Indonesia siap mengklarifikasi aduan Amerika Serikat ke Organisasi Perdagangan Dunia. Negeri Paman Sam tersebut mengadukan Indonesia terkait pengaturan impor hortikultura, yang dinilai menghambat masuknya produk mereka.

Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, akhir pekan lalu, di Jakarta, mengatakan, Kementerian Perdagangan sudah menyiapkan materi klarifikasi ke Organisasi Perdagangan Dunia (World Trade Organization/WTO). ”Semua pertanyaan dari WTO terkait aduan AS (Amerika Serikat) siap kami jawab. Materi itu mencakup apa saja yang perlu dikawal dan yang perlu dikomunikasikan dengan WTO,” katanya.

Menurut Gita, pengaduan AS ke WTO karena pengaturan impor hortikultura yang dilakukan Indonesia dianggap tidak perlu dilakukan. Mereka juga menilai langkah tersebut akan mengganggu ekspor mereka ke Indonesia. Padahal impor hortikultura Indonesia dari AS sebenarnya cukup kecil yakni 120 juta dollar AS per tahun. ”Mereka khawatir dengan postur kebijakan kita yang dianggap agak membingungkan mereka. Mereka juga menilai kebijakan tidak perlu karena akan menghambat ekspor AS,” ujar Gita.

AS menilai Indonesia telah memberlakukan persyaratan lisensi ketat untuk impor produk-produk berbasis tanaman. Selain itu, impor sapi dan produk hewan lainnya juga dikenakan kuota dalam jumlah yang menurut AS telah berkurang dengan drastis. Langkah-langkah itu dinilai untuk melindungi industri domestik Indonesia dan merupakan pelanggaran peraturan WTO.

”Sistem lisensi impor yang kompleks berdampak pada ekspor pertanian AS secara keseluruhan,” kata Perwakilan Dagang AS Ron Kirk, dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip BBC, Jumat. ”Hal ini menjadi halangan serius bagi ekspor pertanian AS untuk masuk ke Indonesia, mengurangi akses konsumen Indonesia pada produk-produk berkualitas tinggi AS,” ujarnya.

Tujuan pengaturan impor hortikultura antara lain untuk memenuhi kebutuhan bahan pangan yang berasal dari produk hortikultura guna mendukung pencapaian ketahanan pangan.

(ENY)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com