Yogyakarta, Kompas
Mereka itu terdiri atas 656 keluarga di DI Yogyakarta dan 403 keluarga di Jawa Tengah.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana Syamsul Maarif, Minggu (13/1), mengatakan, masyarakat yang tak mau mengungsi boleh tinggal di kawasan rawan bencana. Namun, jika Merapi hendak erupsi, mereka harus bersedia diungsikan.
Syamsul bersama Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono berkunjung ke hunian tetap korban erupsi Merapi di Karangkendal, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman.
Bagi warga yang bersedia direlokasi, pemerintah memberikan lahan 100 meter persegi dan bantuan pembangunan rumah Rp 30 juta per keluarga. Proses sertifikasi tanah dibantu oleh Badan Pertanahan Nasional secara cuma-cuma.
Di Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, terbangun 2.083 rumah. Di Magelang, Jawa Tengah, terbangun 406 rumah.
Untuk warga yang belum mau direlokasi, pemerintah tetap menyediakan fasilitas kebutuhan dasar, seperti jalan/jalur evakuasi, sistem peringatan dini, tempat evakuasi, dan peningkatan kapasitas masyarakat. Penyediaan fasilitas ditargetkan selesai sebelum 2014.
Selama masa rehabilitasi dan rekonstruksi Merapi, biaya yang telah dikeluarkan Rp 1,3 triliun. Rinciannya, untuk DI Yogyakarta Rp 770,9 miliar dan Jateng Rp 548,3 miliar.
Agung Laksono mengapresiasi hasil proses rehabilitasi dan rekonstruksi pascaerupsi Merapi.