Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/01/2013, 15:48 WIB
Didik Purwanto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Koordinator bidang Perekonomian Hatta Rajasa angkat bicara soal protes Amerika Serikat ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) soal pengetatan impor holtikultura Indonesia dari negara Barrack Obama tersebut. Pihak Indonesia akan tetap melindungi petani di Tanah Air.

"Ini kan sifatnya konsultasi saja ke WTO. Kita kan boleh melindungi petani kita. Masa kita biarkan petani repot di negeri kita sendiri," kata Hatta di Jakarta, Rabu (16/1/2013).

Menurut Hatta, seluruh negara di dunia tentu akan membuat kebijakan untuk melindungi pengusaha maupun petaninya di dalam negerinya masing-masing. Dengan kondisi itu, petani di masing-masing negara akan memiliki nilai tawar (bargain power) ke petani asing.

"Coba sekarang tunjukkan kepada saya, negara mana yang tidak memberikan perlindungan kepada para petaninya. Kita pun harus melakukan itu," tambahnya.

Sekadar catatan, Amerika Serikat telah mengirimkan surat protes kepada WTO. Amerika dalam suratnya memprotes kebijakan Pemerintah Indonesia yang membatasi impor hortikultura dan produk hewan. Menurut keterangan tertulis di Kementerian Perdagangan Amerika Serikat, Amerika berkeberatan dengan kebijakan pemerintah yang menerapkan izin impor secara ketat untuk produk-produk hortikultura pada tahun 2011.

Di sisi lain, keputusan pemerintah untuk menetapkan kuota impor daging sapi dan produk hewan lain telah merugikan Amerika sebagai pemasok produk-produk tersebut. Amerika mengatakan, meskipun bertujuan untuk melindungi industri dalam negeri Indonesia, kebijakan tersebut telah melanggar aturan WTO.

"Sistem perizinan impor yang rumit dan tidak jelas di Indonesia telah memengaruhi ekspor pertanian dan perkebunan Amerika," ujar Duta Perdagangan Amerika Serikat, Ron Kirk, Jumat (11/1/2013).

Menurut Kirk, peraturan impor Indonesia tersebut telah melanggar kewajiban anggota WTO, termasuk Perjanjian dalam Tarif dan Perdagangan tahun 1994.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com