Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pedagang Belum Mengetahui Rencana Redenominasi

Kompas.com - 25/01/2013, 19:45 WIB
Emanuel Edi S

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sejumlah pedagang mengaku belum mengetahui adanya rencana pemerintah melakukan redenominasi rupiah. Sebagian besar pedagang tidak memiliki informasi mengenai kebijakan tersebut. Mereka mengharapkan adanya sosialisasi yang lebih jelas dari pemerintah terkait redenominasi dalam waktu dekat.            

Redenominasi merupakan penyederhanaan pecahan mata uang dengan cara mengurangi digit nol, tanpa mengurangi nilai mata uang. Tujuan kebijakan tersebut agar transaksi lebih efisien dan nyaman.            

Wiwin (28), salah satu pedaganag sayur di Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, mengatakan belum mengetahui adanya rencana redenominasi rupiah. Wiwin membutuhkan penjelasan dari pemerintah sehingga memiliki pandangan yang lebih jelas mengenai redenominasi rupiah.            

Demikian juga pada Erni (44), pedagang sayur lainnya di pasar Kebayoran Lama. Ketidakpahaman Erni mengenai rencana pemerintah melakukan redenominasi rupiah membuat Erni khawatir. "Jangan sampai jualannya tambah ribet, Mas," tutur Erni.

Erni berharap ada sosialisasi dari pemerintah mengenai redenominasi rupiah. "Paling tidak dengan selebaran, Mas," kata Erni.            

Demikian pula Ian (25), pedagang roti di Kebayoran Lama, belum mengetahui akan adanya redenominasi rupiah. Ian belum memiliki gambaran mengenai dampak kebijakan tersebut terhadap transaksi. Ian sangat mengharapkan adanya sosialisasi dari pemerintah agar memiliki pemahaman yang utuh dan jelas tentang kebijakan tersebut.

Akibat ketidakpahaman pedagang terhadap rencana redenominasi, mereka memiliki berbagai spekulasi mengenai kebijakan tersebut. Yanti (45), pedagang sayur di Pasar Kebayoran Lama, mengatakan, dengan adanya redenominasi, justru akan menyulitkan proses transaksi karena sudah terbiasa dengan sistem yang lama. "Dengan sistem yang sekarang saja sering membuat bingung," tutur Yanti            

Sementara itu, Yopi (50), pedagang sandal di Kebayoran Baru, berpikir, jika redenominasi dilakukan, akan mengurangi daya beli uang. Ia khawatir redenominasi rupiah akan mengganggu keuntungan penjualannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

    Catatkan Kinerja Positif, Rukun Raharja Bukukan Laba Bersih 8 Juta Dollar AS pada Kuartal I-2024

    Whats New
    Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

    Luhut Sambangi PM Singapura, Bahas Kerja Sama Carbon Capture Storage dan Blue Food

    Whats New
    Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

    Honda Prospect Motor Buka Lowongan Kerja, Cek Posisi dan Syaratnya

    Work Smart
    Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

    Tahun Pertama Kepemimpinan Prabowo, Rasio Utang Pemerintah Ditarget Naik hingga 40 Persen

    Whats New
    Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

    Revisi Aturan Impor Barang Bawaan dari Luar Negeri Bakal Selesai Pekan Ini

    Whats New
    Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

    Pacu Kontribusi Ekspor, Kemenperin Boyong 12 Industri Alsintan ke Maroko

    Whats New
    Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

    Uji Coba Bandara VVIP IKN Akan Dilakukan pada Juli 2024

    Whats New
    Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

    Menteri Basuki Bakal Pindah ke IKN Juli 2024 dengan 2 Menteri Lain

    Whats New
    Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

    Harga Emas Dunia Stabil di Tengah Meredanya Konflik Timur Tengah

    Whats New
    Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

    Pemerintah Susun Rancangan Aturan Dana Abadi Pariwisata, untuk Apa?

    Whats New
    Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

    Soal Wajib Sertifikat Halal di Oktober, Kemenkop-UKM Minta Kemenag Permudah Layanan untuk UMKM

    Whats New
    Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

    Google Kembali Pecat Karyawan yang Protes Kerja Sama dengan Israel

    Whats New
    Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

    Nasabah Bank Jago Bertambah 3 Juta Setiap Tahun

    Whats New
    RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

    RUPST MPXL Sepakati Pembagian Dividen dan Tambah Komisaris

    Whats New
    KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

    KAI Properti Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Cek Posisi dan Syaratnya

    Work Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com