Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sosialisasi Penting

Kompas.com - 26/01/2013, 02:30 WIB

Jakarta, Kompas - Kementerian Keuangan dan Bank Indonesia seyogianya gencar menyosialisasikan rencana redenominasi atau penyederhanaan pecahan rupiah kepada masyarakat. Sosialisasi penting agar masyarakat siap dan redenominasi tidak menimbulkan dampak inflasi.

Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi di Jakarta, Jumat (25/1), mengemukakan, pelaku usaha dan pedagang masih bingung soal rencana redenominasi. Bayu masih menunggu sosialisasi resmi dari Bank Indonesia.

Rancangan Undang-Undang (RUU) Perubahan Harga Rupiah atau Redenominasi sudah masuk dalam prioritas pembahasan tahun 2013 antara pemerintah, Bank Indonesia (BI), dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Seiring dengan itu, Kementerian Keuangan dan BI menggelar konsultasi publik perdana di Jakarta, Rabu (23/1). Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo dan Gubernur BI Darmin Nasution hadir memberikan pidato kunci.

Menurut Bayu, jika redenominasi ini tidak mengubah nilai mata uang sendiri, maka hal tersebut tidak akan bermasalah. Yang perlu dikhawatirkan adalah dari sisi pembeli karena di dalam toko atau sesuatu yang dijual nanti akan ada dua harga berbeda namun dikabarkan akan memiliki nilai yang masih sama. Misalnya harga mi instan Rp 1.000 dan Rp 1. Kedua produk tersebut sama nilainya.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Gusmardi Bustami mengatakan, rencana redenominasi rupiah tidak akan mengganggu perdagangan, baik di tingkat internasional maupun domestik.

”Untuk perdagangan internasional, saat ini kita masih pakai mata uang dollar Amerika Serikat. Karenanya redenominasi tidak akan berdampak ke ekspor,” katanya.

Sekretaris Jenderal Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Yuna Farhan, di Jakarta, menyatakan, redenominasi cenderung diikuti dengan pembulatan harga ke atas.

Salah satu antisipasi yang digagas Bank Indonesia dan pemerintah adalah ketentuan yang mewajibkan pedagang memasang harga dalam rupiah lama dan baru sekaligus pada masa transisi.

Secara terpisah, Sekretaris Komite Ekonomi Nasional Aviliani berpendapat, kenaikan harga barang dan jasa adalah situasi yang mungkin terjadi saat proses redenominasi. Kenaikan harga bahkan bisa melejit lebih tinggi lagi jika redenominasi masih disalahpahami sebagai sanering.

”Untuk itu, yang paling penting adalah bahwa pemerintah benar-benar bisa menjelaskan kepada masyarakat bahwa redenominasi bukan sanering. Ini penting agar risiko inflasi tinggi bisa diantisipasi,” kata Aviliani.

Prof Moch Saleh dari Fakultas Ekonomi Universitas Jember mengatakan, pemerintah sejak dini harus lebih aktif melakukan sosialisasi untuk suatu redenominasi uang rupiah dari Rp 1.000 menjadi Rp 1.

”Harus ada proses sosialisasi bertahap dengan bahasa rakyat yang mudah dipahami, jangan pakai bahasa tinggi,” kata Ketua Himpunan Pengusaha Muda Indonesia Cabang Solo Farid Sunarto. (ENY/LAS/SIR/EKI/K13/K08/K04)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

Whats New
Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

Whats New
HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

Whats New
PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

Whats New
Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

Whats New
Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

Whats New
Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

Whats New
Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

Whats New
Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

Earn Smart
Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Setelah Akuisisi, Mandala Finance Masih Fokus ke Bisnis Kendaraan Roda Dua

Whats New
KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

KKP Gandeng Kejagung untuk Kawal Implementasi Aturan Tata Kelola Lobster

Whats New
Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Pengusaha Harap Putusan MK soal Pilpres Dapat Ciptakan Iklim Investasi Stabil

Whats New
IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

IHSG dan Rupiah Kompak Menguat di Akhir Sesi 23 April 2024

Whats New
Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Rupiah Diramal Bisa Kembali Menguat di Bawah Rp 16.000 Tahun Ini

Whats New
Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Bagaimana Prospek IPO di Indonesia Tahun Ini Usai Pemilu?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com