Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batavia Air Pailit, Mereka Turut Waswas...

Kompas.com - 05/02/2013, 07:35 WIB

KOMPAS.com - Pailitnya maskapai penerbangan Batavia Air tidak hanya membuat karyawannya gelisah, khawatir kehilangan pekerjaan. Namun, itu juga membuat masyarakat, khususnya pemilik biro perjalanan dan penjual tiket serta calon penumpang, waswas.

Henny (34), pemilik agen penjualan tiket di Bandar Lampung, masih mengingat dengan baik kerugian puluhan juta rupiah yang dialaminya menyusul pailitnya maskapai Adam Air, empat tahun silam.

Bayang-bayang kerugian serupa kini kembali menghantuinya menyusul pailitnya Batavia Air. Pada Rabu (30/1/2013), PT Metro Batavia (Batavia Air) diputus pailit oleh Pengadilan Niaga Jakarta Pusat karena maskapai ini dinilai tidak mampu membayar uang sewa kepada Internasional Lease Finance Corporation (ILFC) sebesar 4,69 juta dollar AS.

”Pengalaman (pailit) Adam Air dan Mandala kembali terulang. Sudah harus menanggung kerugian hilangnya uang deposit, kami masih harus dikejar-kejar para konsumen. Dalam kasus pailit (maskapai), kami ini pihak yang paling dirugikan,” ujarnya.

Dirinya telah berkali-kali menghubungi layanan konsumen penjualan tiket Batavia Air di Jakarta untuk mencari kejelasan soal uang penggantian tiket dan pencairan deposit. Hasilnya nihil. ”Mereka tidak bisa dihubungi. Situs Batavia Air telah nonaktif sejak Rabu (30/1) sore. Kantor mereka di Lampung juga tutup,” ungkapnya.

Dalam kondisi ini, ia pun kembali teringat masa lalu. Mau tidak mau, dirinya harus mengikhlaskan uang puluhan juta yang didepositkan di rekening Batavia Air. ”Uang saya Rp 15 juta sudah disetorkan ke mereka. Deposit ini tertahan di sistem dan diblokir sejak kemarin (Rabu). Kalau sudah begini, kepada siapa kami mengadu?” keluh Lova (27), pemilik agen penjualan di Kota Metro yang sengaja menempuh 30 kilometer perjalanan ke kantor perwakilan Batavia Air di Bandar Lampung.

Di kantor perwakilan yang berada di Jalan Jenderal Ahmad Yani itu, sejumlah pemilik agen, biro perjalanan, dan calon penumpang yang telah telanjur membeli tiket bergantian datang ke sana. Mereka kecewa ketika mendapati kantor ini terkunci. Kosong, tidak ada satu pun pegawai.

Di rumah toko itu tertulis baliho besar, ”Batavia Air. Trust Us to Fly”. Tulisan ini menjadi satir mengingat kondisi para agen tiket dan calon penumpang yang kini telantar, tidak mendapat kejelasan soal penggantian tiket dan dana deposit.

”Bagaimana ini nasib saya? Seminggu lagi saya berangkat ke Batam dengan tiga keluarga saya, tapi belum jelas. Padahal, kami sudah keluar uang Rp 6 juta. Saya tidak terbayang jika harus beli lagi, harganya pasti mahal. Dan, tidak ada penerbangan langsung dari Lampung ke Batam,” ujar Lystia (24), calon penumpang Batavia Air.

Ia mengaku tidak bisa tidur mendengar soal kabar pailit Batavia Air dan memikirkan nasib pengembalian uang tiket yang sudah dibelinya untuk penerbangan 7 Februari. Padahal, tiket itu akan digunakannya untuk pindah, bergabung dengan suaminya yang bekerja di Batam. ”Mana saya sudah mengundurkan diri dari kantor di sini. Pusing jadinya,” ujar dia.

Seolah tidak belajar dari pengalaman, dalam kasus pailit maskapai, agen penjualan tiket, biro perjalanan, dan para calon penumpang selalu dikorbankan.

Asosiasi Perusahaan Penjualan Tiket Penerbangan Indonesia (Astindo) mencatat, dalam kasus Adam Air, kerugian yang diakibatkan hangusnya deposit tiket Rp 22 miliar. Sementara, dalam kasus Mandala Airlines mencapai Rp 16 miliar. Hak-kewajiban mengganti tiket dan deposit selalu dikesampingkan. (Yulvianus Harjono)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

    Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

    Whats New
    Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

    Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

    Whats New
    Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

    Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

    Whats New
    Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

    Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

    Whats New
    Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

    Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

    Whats New
    Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

    Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

    Whats New
    Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

    Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

    Whats New
    Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

    Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

    Work Smart
    Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

    Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

    Whats New
    Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

    Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

    Whats New
    Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

    Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

    Whats New
    Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

    Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

    Whats New
    Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

    Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

    Whats New
    KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

    KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

    Whats New
    Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

    Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com