Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke Hotel Santika Pertama di Indonesia

Kompas.com - 06/02/2013, 10:55 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com – Nyaris dua puluh empat tahun yang lalu, Santika Bandung membuka pintunya kepada tamu yang melancong ke Bandung. Namun, jauh sebelumnya, bangunan tua itu telah menjadi tempat peristirahatan bagi pelancong yang mampir ke Kota Kembang.

Awalnya, sebuah losmen sederhana milik Ibu Suti. Sampai pada akhirnya di tahun 1981 dibeli oleh PT Grahawita Santika. Santika Bandung pun kemudian diresmikan 15 Juli 1989. Luas hotel yang sekarang sama dengan luas losmen dulunya.

“Tapi tahun 1989 itu sudah seperti bangunan sekarang, tiga lantai. Pas losmen masih satu lantai,” tutur GM Secretary Santika Hotel Bandung, Martini W Nugroho.

Tak heran, sampai saat ini kesan “homy” masih lekat di hotel Santika Bandung. Lalu taman-taman di koridor terbuka di luarnya makin menampilkan Santika Bandung sebagai rumah yang hangat.

“Saat tahun 1989 itu sama persis, dengan taman-taman. Bedanya hanya di tampak depan dibuat lebih minimalis dan kamar ditata lebih modern. Lobi interior juga berubah, dulu check-in berdiri, sekarang check-in duduk,” ungkap Martini.

Tak hanya bangunannya yang “jadul”, karyawannya pun tak kalah “jadul”. Salah satunya Rahmat Durahim (53). Ia bekerja di bagian maintenance di Santika Bandung.

“Saya sudah kerja di sini sebelum dibeli Santika, tahun 1981, jadi masih Losmen Suti. Waktu itu kerja di bagian Laundry. Umur saya pas kerja di Losmen Suti masih 24 tahun,” tutur Rahmat.

Ia ingat lebih dari dua dekade lalu, di seputar Santika Bandung yang berada di Jalan Sumatera Nomor 52-54, Bandung, baru sedikit hotel. Sekarang, lanjutnya sudah banyak hotel yang berdiri.

“Saya tekuni kerja di sini sampai punya rumah. Menghidupi istri dan anak, semua dari Santika,” katanya.

Rahmat sendiri baru akan masuk masa pensiun di tahun 2016. Tak jarang, tamu-tamu yang pernah menginap di Santika Bandung masih ingat dirinya.

“Ada orang Belanda yang jadi tamu di tahun 1994 baik sekali, dia minta saya temani. Saya ajak ke Ciater dan Cihampelas,” cerita Rahmat.

Beberapa tahun kemudian, tamu Belanda itu kembali menginap dan masih ingat dengan Rahmat. Ia mengaku saat ini masih banyak tamu-tamu yang merupakan pelanggan Santika Bandung sejak lama, walaupun sebagian besar merupakan tamu yang menginap di era tahun 2000-an.

“Tapi banyak tamu yang masih ingat saya. Mereka nanya ‘Pak Rahmat masih di sini?’ atau ‘Sehat, Pak Rahmat?’. Saya memang sering mengobrol dengan tamu. Saya dekati dan temani kalau ada tamu yang sendiri,” tuturnya.

Pelanggan loyal

Rahmat memang cerminan jaringan hotel Santika Indonesia yang mengedepankan keramahan khas Indonesia. Keramahan yang membawa kehangatan bagi tamu yang menginap.

Pada akhirnya, di tengah persaingan hotel yang ketat di Bandung, Santika Bandung mengandalkan para pelanggan tetap yang begitu loyal. Seperti dituturkan Martini, bahkan ada tamu yang sudah 23 tahun menjadi pelanggan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com