Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bermodal Rp 5.000, Teguh Kini Jadi Juragan Kue Kacang

Kompas.com - 08/02/2013, 11:50 WIB

Teguh Poerwono Edi merintis usaha pembuatan kue kacang pada tahun 1989 dengan modal yang serba pas-pasan itu. Meski demikian, Teguh mengaku tak pernah mencari pinjaman modal ke bank. Sebenarnya, ada keinginan buat mengajukan pinjaman ke bank. "Tapi, akses terhadap pinjaman modal bank itu tidak mudah," katanya.

Beruntung beberapa pemasok bahan baku bersedia memenuhi kebutuhan produksinya, dengan sistem bayar di belakang. Hal itu sangat mendukung kelancaran aktivitas produksi kuenya.

Walau bayar belakangan, Teguh tak pernah meleset dari kewajiban membayar. Alhasil, para pemasok bahan baku kian percaya dengannya.

Lantaran sudah terjadi kepercayaan, suatu ketika, para pemasok malah menawarinya untuk membeli bahan baku dalam jumlah lebih besar dari biasanya. "Di awal produksi, setiap hari saya menghabiskan 3 kg sampai 5 kg terigu,"  tuturnya.

Karena dipercaya, Teguh dibolehkan mengambil terigu jauh lebih banyak dari jumlah biasanya. Ia mengaku tak punya uang untuk membeli tepung dalam jumlah besar. "Tapi mereka membolehkan saya berutang," ujarnya.

Sejak itu, Teguh pun mengambil terigu langsung untuk kebutuhan selama enam hari ke depan, dan membayarnya di akhir pekan. Selain terigu, ia juga dipercaya oleh para pedagang peralatan kue.

Beberapa kali ia mengambil peralatan, seperti oven, plastik, serta keperluan lain, dan membayarnya di belakang. "Hampir seluruh bahan saya utang dari pedagang," ujar Teguh.

Dengan didukung pasokan bahan baku yang cukup besar dan peralatan yang memadai, usaha Teguh pun cepat berkembang. Ia pun mulai menyisihkan sedikit demi sedikit keuntungan yang didapatnya dari usaha pembuatan kue kacang itu.

Setelah uang terkumpul di akhir pekan, Teguh akan melunasi seluruh utangnya. Ia memang tak ingin menyia-nyiakan kepercayaan para mitra bisnis yang diberikan kepadanya.

Teguh sadar betul, jika pandai merawat kepercayaan, bisnisnya juga terus berkembang seperti sekarang. Kini, produksi kue kacang merek Tidar pun semakin meningkat.

Dari biasanya hanya menghabiskan 3 kg terigu, produksinya sekarang menjadi satu zak terigu per hari. Bahkan, kini mencapai 22 zak per hari. "Sekarang, bahkan terserah saya mau utang tepung berapa. Berapa pun saya ambil pasti dibolehkan pemilik toko," kata Teguh sambil tertawa.

Setelah skala usahanya lumayan besar seperti sekarang, barulah bank mau melirik dan memberikan pinjaman. Tahun lalu, misalnya, Teguh memperoleh pinjaman senilai Rp 220 juta dari sebuah bank untuk membesarkan usaha.

Pinjaman itu dipakainya buat membeli kendaraan guna mempermudah distribusi kue Tidar. (Revi Yohana/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com