Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Swasembada Sapi Amburadul

Kompas.com - 11/02/2013, 07:11 WIB

Begitu sensus sapi nasional mencapai 14,82 juta ekor dan Kementerian Pertanian memutuskan mengurangi impor daging sapi dan sapi bakalan, sapi lokal mulai diserbu. Tidak hanya diburu pedagang lokal, tetapi juga pedagang Jakarta yang langsung mencari ke daerah-daerah.

”Kami setuju swasembada sapi, tapi caranya tidak seperti ini. Kalaupun populasi sapi cukup, harus dihitung berapa banyak yang bisa mengalir ke konsumen,” ujarnya. Dampaknya, banyak sapi betina produktif yang akhirnya dipotong.

Terkait dengan sensus sapi, Sofyan mengaku ragu-ragu terhadap data Sensus Sapi 2011. ”Sebaiknya dihitung ulang agar semua pihak yakin terhadap hasil sensus sapi itu,” katanya.

Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Ahmad Erani Yustika juga meragukan hasil sensus sapi tersebut. ”Dalam beberapa aspek memang betul sensus perlu dilakukan, tetapi datanya harus betul-betul valid. Harus ada kejujuran perhitungan jumlah sesungguhnya. Validasi data juga penting. Kita memang masih primitif dalam sensus,” katanya.

Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Daging dan Feedlot Indonesia Joni Liano mengakui kontribusi pemenuhan kebutuhan daging sapi yang bersumber dari sapi lokal terus meningkat setelah pemerintah melakukan sensus sapi.

Akan tetapi, kata Joni, program swasembada daging sapi yang dibangun pemerintah pusat dan berbasis pada sensus sapi itu tidak mampu mengoordinasi daerah, terutama antara daerah sentra produksi dan sentra konsumsi. Akibatnya, tidak ada keseimbangan antara pasokan dan permintaan. Belum lagi kenaikan permintaan daging sapi yang mencapai 11,57 persen per tahun yang tidak dibarengi peningkatan penyediaan.

Menurut Joni, untuk memenuhi permintaan daging sapi nasional, dari 14,82 juta ekor populasi sapi potong, setiap tahun harus tersedia 3,2 juta sapi yang siap dipotong pada tahun tersebut.

”Persoalannya, dalam memproyeksikan kemampuan produksi daging sapi lokal, pemerintah tidak melihat struktur populasi sapi yang ada,” kata Joni. Dari 14,82 juta sapi itu tidak semua sapi jantan dewasa.

Dari 14,82 juta sapi, sekitar 31,85 persen sapi jantan dan 68,15 persen sapi betina. Dari 31,85 persen sapi jantan, sekitar 30,68 persen sapi jantan anak, 38,52 sapi jantan muda, dan 30,80 sapi jantan dewasa. Dengan begitu, populasi sapi jantan dewasa hanya 1,45 juta ekor. ”Ke mana harus mencari 1,75 juta sapi jantan untuk menutupi kekurangannya?” kata Joni.

Kalau memotong sapi betina, kata Joni lagi, hal itu melanggar Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan.

Harga sapi bakalan tinggi

Berbeda dengan pendapat dari beberapa kalangan itu, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengatakan, tingginya harga daging disebabkan harga sapi bakalan impor tinggi. Saat ini harganya mencapai 3,05 dollar AS per kilogram bobot hidup.

Dengan harga sapi bakalan impor itu, kata Syukur, minimal harga ketika sampai di penggemukan sapi sudah Rp 32.000 per kilogram dan ketika dijual ke rumah potong hewan Rp 34.000 hingga Rp 35.000 per kilogram. ”Karena itulah harga daging di tingkat lapangan tidak boleh kurang dari Rp 85.000 sampai Rp 90.000 per kilogram,” ujar Syukur.

Melihat harga daging sapi eks sapi bakalan impor tinggi, peternak di daerah ikut menetapkan harga jual sapinya menyamai harga sapi bakalan impor.

Syukur menambahkan, meskipun harga daging sapi cukup tinggi, pemerintah tetap berkomitmen untuk menjamin ketersediaan pasokan.

Syukur mengatakan, berbagai upaya perbaikan sistem pasokan daging sapi ke sentra konsumen dari sentra produksi dilakukan untuk memenuhi keseimbangan permintaan dan penawaran daging sapi. Mengacu data Sensus Sapi 2014, produksi daging sapi lokal cukup untuk memenuhi kebutuhan.

Ahmad Erani Yustika mengatakan, dengan kondisi seperti itu, peluang untuk melakukan permainan kuota impor dan pengendalian harga bisa dilakukan oleh pemegang stok. ”Dari kajian saya, khusus untuk produk pertanian, maka harus ada intervensi pemerintah agar harga tidak dipermainkan pemegang stok,” katanya.(MAS/K05/K06/K07/MAR/DEN/SIR/ETA)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Cek Syaratnya

    PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Cek Syaratnya

    Work Smart
    HM Sampoerna Tunjuk Ivan Cahyadi Jadi Presiden Direktur

    HM Sampoerna Tunjuk Ivan Cahyadi Jadi Presiden Direktur

    Whats New
    Wapres Minta Manfaat Ekonomi Syariah Bisa Dirasakan Masyarakat

    Wapres Minta Manfaat Ekonomi Syariah Bisa Dirasakan Masyarakat

    Whats New
    Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

    Tur Wisata Lebaran Makin Ramai, Ini Strategi Dwidaya Tour Tetap Dorong Transaksi Tahun Ini

    Whats New
    Rupiah Tertekan, 'Ruang' Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

    Rupiah Tertekan, "Ruang" Kenaikan Suku Bunga Acuan BI Jadi Terbuka

    Whats New
    Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

    Hana Bank Catat Laba Bersih Rp 453 Miliar, Total Aset Naik

    Whats New
    Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

    Tingkatkan Produksi Beras di Jateng, Kementan Beri Bantuan 10.000 Unit Pompa Air

    Whats New
    Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

    Genjot Energi Bersih, Bukit Asam Target Jadi Perusahaan Kelas Dunia yang Peduli Lingkungan

    Whats New
    HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

    HM Sampoerna Bakal Tebar Dividen Rp 8 Triliun

    Whats New
    PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

    PLN Nusantara Power Sebut 13 Pembangkit Listrik Masuk Perdagangan Karbon Tahun Ini

    Whats New
    Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

    Anak Muda Dominasi Angka Pengangguran di India

    Whats New
    Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

    Daftar 6 Kementerian yang Telah Umumkan Lowongan PPPK 2024

    Whats New
    Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

    Pembiayaan Kendaraan Listrik BSI Melejit di Awal 2024

    Whats New
    Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

    Peringati Hari Bumi, Karyawan Blibli Tiket Donasi Limbah Fesyen

    Whats New
    Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

    Great Eastern Hadirkan Asuransi Kendaraan Listrik, Tanggung Kerusakan sampai Kecelakaan Diri

    Earn Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com