Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Mendominasi Perdagangan Dunia

Kompas.com - 11/02/2013, 11:40 WIB

BEIJING, KOMPAS.com - Awal tahun Ular Air ini ada kabar gembira bagi China. Negeri tersebut melampaui Amerika Serikat (AS) menjadi negara perdagangan terbesar di dunia. Ini menjadi tonggak sejarah bagi negar Asia itu menghadapi dominasi AS dalam perdagangan global semenjak Perang Dunia II berakhir pada tahun 1945.

Menurut laporan Biro Administrasi Kepabeanan China, nilai ekspor dan impor China pada tahun 2012 melampaui AS dengan angka mencapai 3,87 triliun dollar AS. Sedangkan Departemen Perdagangan AS, pekan lalu melaporkan, total nilai perdagangan ekspor impor Negeri Paman Sam itu sebesar 3,82 triliun dollar AS.

Menilik neraca perdagangan ekspor impor, China juga memimpin dengan surplus 231,1 miliar dollar AS, sementara AS memiliki defisit perdagangan  727,9 miliar dollar AS. Jim O’Neill, Ekonom Goldman Sachs Group Inc, mengatakan munculnya China sebagai negara perdagangan terbesar dunia memberi pengaruh ke perdagangan global.

Menurut dia, dominasi perdagangan Tiongkok akan mengganggu perdagangan regional. China akan menjadi mitra komersial yang paling penting bagi sejumlah negara termasuk Jerman dan Prancis yang berkeinginan meningkatkan ekspor dua kali lipat. "Bagi banyak negara di seluruh dunia, China akan cepat menjadi mitra dagang bilateral paling penting," kata O'Neill.

Dia meramalkan, pada akhir dekade nanti akan banyak negara Eropa yang melakukan perdagangan secara lebih individual dengan China dibandingkan kerjasama kemitraan bilateral lain di Eropa.

Ekonomi lebih kecil

Menurut data Bank Dunia, walaupun pada 2012 total perdagangan ekspor impor China lebih banyak,  perekonomian AS mencapai dua kali lipat ukuran China. Jika pada 2011 produk domestik bruto (PDB) AS mencapai 15 triliun dollar AS, PDB China hanya sebesar 7,3 triliun dollar AS.

Nicholas Lardy, Ekonom Senior Peterson Institute for International Economics di Washington, mengatakan impor China telah tumbuh lebih cepat dari ekspor sejak tahun 2007. "Sungguh luar biasa, perekonomian yang berukuran lebih kecil dari AS memiliki volume perdagangan yang lebih besar," katanya.

Menurutnya, total perdagangan China yang sangat besar dan lonjakan ekspor bukan dikarenakan mata uang yang undervalued secara substansial. China menjadi negara eksportir terbesar dunia  pada 2009, sementara AS menjadi negara importir. Nilai impor AS tahun lalu sebesar 2,28 triliun dollar AS, sedangkan nilai impor China sebesar 1,82 triliun dollar AS.

HSBC Holdings Plc sebelumnya pernah meramalkan, China akan mengambil alih posisi AS sebagai negara dagang utama dunia pada 2016. AS sendiri muncul sebagai kekuatan dagang dunia setelah Perang Dunia II, karena memelopori penciptaan arsitektur perdagangan dan keuangan global.

Sementara China mulai fokus pada perdagangan dan investasi asing untuk meningkatkan perekonomian sejak dekade isolasi berakhir di bawah Mao Zedong. Pertumbuhan ekonomi China rata-rata mencapai 9,9 persen per tahun sejak 1978 sampai 2012.

Eswar Prasad, mantan pejabat Dana Moneter Internasional (IMF), mengatakan China adalah pengguna energi, pasar mobil dan cadangan devisa terbesar dunia. Dia mengatakan, sebagian besar perdagangan China melibatkan pengimpor bahan baku dan komponen untuk dirakit menjadi produk jadi dan diekspor kembali.

Sebelumnya, para Ekonom UBS AG dan Australia & New Zealand Banking Group Ltd (ANZ) mempertanyakan kebenaran data ekspor impor Pemerintah China. (Uji Agung Santosa/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com