Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Edward Soeryadjaya Gusur Peluang Hadji Kalla Group

Kompas.com - 13/02/2013, 08:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Proyek pembangunan moda transportasimassal monorel segera dijalankan lagi, setelah Ortus Group yang menjadi pemegang saham pengendali PT Jakarta Monorail (JM) siap mengelontorkan dana untuk seluruh kebutuhan proyek tersebut.

Ortus Group merupakan kelompok usaha dalam bidang manajemen investasi milik Edward Soeryadjaya, putra mendiang mantan pemilik raksasa otomotif Indonesia, William Soeryadjaya. Selain Ortus Group, Edward juga menjadi pemegang saham pengendali bisnis Sugih Group, kelompok bisnis yang bergerak di bidang pertambangan dan perminyakan.

Fachmi Zarkasi, Direktur Ortus Group menyatakan, dana yang akan digunakan untuk membangun proyek ini sepenuhnya dari pendanaan swasta tanpa dibiayai oleh APBN ataupun APBD. "Kami akan  menyiapkan dana sebesar yang dibutuhkan untuk merealisasikan proyek harapan warga Jakarta ini," kata, Selasa (12/2/2013).

Direktur Utama PT JM Sukmawati Syukur memaparkan, Ortus Group akan mengambil sampai 90 persen saham PT JM. Sampai saat ini, proses akuisisi sudah masuk dalam tahap akhir. "Saat ini, Ortus Group sudah membiayai beberapa proyek infrastruktur di Indonesia," ungkapnya, kemarin.

Sekadar informasi, sebelum nama Ortus Group ini mencuat sebagai pemegang saham utama PT JM, nama Hadji Kalla Group lebih dulu digadang-gadang akan menguasai perusahaan tersebut. Medio Januari lalu, perusahaan milik keluarga Kalla itu dikabarkan akan menguasai 60 persen saham PT JM dan akan menyediakan equity sekitar Rp 2 triliun.

Aksi Ortus Group mengambil 90 persen saham PT JM, otomatis melengserkan Hadji Kalla Group dari upaya menguasai JM. Meski begitu, Sukmawati bilang, pintu masih terbuka bagi perusahaan milik mantan Presiden wakil Jusuf Kalla itu. Lagi pula, dalam setiap pengerjaan infrastruktur, Ortus Group akan mengelola dana dari banyak pihak. "Yang penting, Ortus telah membiayai proyek monorel ini di awal," tandas Sukmawati.

Melihat peluang menguasai proyek monorel mengecil, Irsal Kamaruddin, Direktur Utama PT Bukaka Teknik Utama yang merupakan anak usaha Hadji Kalla Group, mengatakan, pihaknya selama ini cuma menunggu respons dari Jakarta Monorel sebagai pemegang konsesi proyek monorel di Jakarta.  "Kami kan menjual barang. Kalau dipakai silakan, tapi kalau tidak juga enggak masalah," katanya diplomatis. (Fahriyadi/Kontan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Harga Bahan Pokok Kamis 16 Mei 2024, Harga Ikan Bandeng Turun

    Harga Bahan Pokok Kamis 16 Mei 2024, Harga Ikan Bandeng Turun

    Whats New
    Emiten Migas Elnusa Bakal Tebar Dividen Rp 201 Miliar

    Emiten Migas Elnusa Bakal Tebar Dividen Rp 201 Miliar

    Whats New
    Kewajiban Sertifikat Halal bagi UMKM Ditunda hingga 2026

    Kewajiban Sertifikat Halal bagi UMKM Ditunda hingga 2026

    Whats New
    BW Digital dan Anak Usaha Telkom Bangun Sistem Komunikasi Kabel Laut Hubungkan Australia, RI, Singapura

    BW Digital dan Anak Usaha Telkom Bangun Sistem Komunikasi Kabel Laut Hubungkan Australia, RI, Singapura

    Whats New
    Garuda Indonesia Hentikan Sementara Operasional Pesawat yang Alami Insiden Mesin Terbakar

    Garuda Indonesia Hentikan Sementara Operasional Pesawat yang Alami Insiden Mesin Terbakar

    Whats New
    IHSG Diperkirakan Akan Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    IHSG Diperkirakan Akan Melemah, Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

    Whats New
    Ditopang Data Inflasi AS, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

    Ditopang Data Inflasi AS, Wall Street Berakhir di Zona Hijau

    Whats New
    Masih Terkendali, Inflasi AS Bulan April Turun Jadi 3,4 Persen

    Masih Terkendali, Inflasi AS Bulan April Turun Jadi 3,4 Persen

    Whats New
    Fitch Ratings Proyeksi Defisit Anggaran Pemerintahan Prabowo-Gibran Melebar Dekati 3 Persen

    Fitch Ratings Proyeksi Defisit Anggaran Pemerintahan Prabowo-Gibran Melebar Dekati 3 Persen

    Whats New
    RI Raup Rp 14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Pemerintah Harus Jaga Populasinya

    RI Raup Rp 14,8 Triliun dari Ekspor Tuna, Pemerintah Harus Jaga Populasinya

    Whats New
    OJK Sebut Porsi Pembiayaan Kendaraan Listrik Baru 0,01 Persen

    OJK Sebut Porsi Pembiayaan Kendaraan Listrik Baru 0,01 Persen

    Whats New
    Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Masuk Tahap Evaluasi Awal

    Rencana Merger XL Axiata dan Smartfren Masuk Tahap Evaluasi Awal

    Whats New
    [POPULER MONEY] 2.650 Pekerja Pabrik di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir | Percikan Api Bikin Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara

    [POPULER MONEY] 2.650 Pekerja Pabrik di Jabar Kena PHK dalam 3 Bulan Terakhir | Percikan Api Bikin Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara

    Whats New
    Mesin Pesawat Garuda Terbakar Usai 'Take Off', Kemenhub Lakukan Inspeksi Khusus

    Mesin Pesawat Garuda Terbakar Usai "Take Off", Kemenhub Lakukan Inspeksi Khusus

    Whats New
    Apa Itu Saham Syariah? Simak Pengertian dan Karakteristiknya

    Apa Itu Saham Syariah? Simak Pengertian dan Karakteristiknya

    Earn Smart
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com