Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekonomi AS Membaik, Dorong Ekspor Indonesia

Kompas.com - 14/03/2013, 03:23 WIB

Jakarta, Kompas - Pertumbuhan ekonomi dunia secara umum tahun ini akan lebih baik dibandingkan tahun lalu. Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat dan China, dua negara tujuan akhir ekspor Indonesia.

Akibatnya, ekspor Indonesia juga akan terdorong naik. Selama ini, tujuan akhir ekspor barang Indonesia terutama ke Jepang dan Korea Selatan; Brasil, China, dan India; serta Amerika Serikat.

Paul Donovan, Ekonom Senior Global untuk UBS Investment Bank, mengemukakan hal tersebut dalam media briefing dengan empat media di Jakarta, Rabu (13/3). UBS memperkirakan pertumbuhan ekonomi AS pada tahun ini sekitar 2,3 persen, China sekitar 8 persen, dan pertumbuhan ekonomi dunia sekitar 3 persen.

”Pertumbuhan ekonomi negara-negara yang selama ini menjadi tujuan ekspor Indonesia, akan berdampak positif bagi Indonesia,” kata Paul.

Sebagai perbandingan, perkiraan UBS menyebutkan pertumbuhan ekonomi AS pada 2012 sebesar 2,1 persen. Adapun China tumbuh 7,6 persen dan perekonomian dunia tumbuh 2,6 persen pada tahun 2012.

Pada semester II tahun ini, kredit ke sektor bisnis di AS akan lebih banyak dikucurkan. Kondisi ini mendorong konsumsi di AS. Secara tidak langsung, akan ada permintaan barang dari Indonesia untuk produksi barang konsumsi di AS tersebut.

Sebelumnya, rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia meyakini, defisit transaksi berjalan pada triwulan I-2013 akan lebih rendah dibandingkan defisit transaksi berjalan pada triwulan IV- 2012. Hal itu akibat hasil ekspor yang terus meningkat ditambah investasi asing yang masuk ke Indonesia.

Paul menuturkan, investor sebenarnya tidak panik dengan kondisi transaksi berjalan Indonesia yang defisit saat ini. Alasannya, ekspor Indonesia terus membaik. Bahkan, diduga akan diiringi mengetatnya kebijakan moneter.

Kebijakan moneter yang ketat itu antara lain berupa naiknya suku bunga acuan atau BI Rate. ”Kami memperkirakan, BI Rate akan naik 50 basis poin,” kata Paul. Suku bunga acuan BI saat ini 5,75 persen.

Rupiah

Menurut Kepala Ekonom Bank Mandiri Destry Damayanti, nilai tukar rupiah terdepresiasi 0,3 persen awal bulan Maret atau 0,6 persen sejak awal tahun. ”Nilai tukar rupiah tidak berubah banyak,” ujarnya.

Berdasarkan kurs tengah BI, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sebesar Rp 9.746 (jual) dan Rp 9.650 (beli) per dollar AS.

Ditanya soal nilai tukar rupiah, Paul menegaskan, sepanjang tahun ini nilai tukar rupiah akan cenderung stabil. (idr)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com