Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menikmati Sensasi Bawah Laut

Kompas.com - 15/03/2013, 17:14 WIB

KETERBATASAN sumber daya alam tak lantas membuat Singapura kehabisan ide untuk menarik kunjungan turis. Beragam obyek wisata dibangun di negeri mungil ini, termasuk akuarium berisi 45 juta liter air dengan lebih dari 100.000 biota laut.

”Inilah akuarium terbesar di dunia,” ujar Tan Sri Lim Kok Thay, pemilik Genting Group dan Resort World Sentosa. Akuarium yang mulai dibuka untuk publik pada 22 November tahun lalu ini dibangun di dalam Resort World Sentosa (RWS), kawasan wisata terintegrasi di Pulau Sentosa, Singapura.

Akuarium bernama South East Asia (SEA) Aquarium ini menawarkan pemandangan bawah laut yang dikemas dalam panel-panel kaca. SEA Aquarium adalah salah satu obyek wisata air yang menjadi bagian dari wahana Marine Life Park (MLP) di RWS.

MLP juga menawarkan obyek lain, yakni Adventure Cove Waterpark atau taman bermain air dengan aneka tipe kolam renang dan seluncur air. ”Dengan begitu, pengunjung dapat memilih wisata air dengan cara basah atau kering,” kata Tan Hee Teck, Chief Executive Officer RWS dan Presiden Genting Singapore PLC Venue.

Sekitar 200 jurnalis dari China, Hongkong, Indonesia, Malaysia, Thailand, Rusia, dan Singapura, yang diundang manajemen RWS saat peresmian kawasan wisata tersebut, akhir tahun lalu, berkesempatan menyaksikan kemegahan SEA Aquarium.

Setiap kelompok wartawan dari masing-masing negara seperti layaknya satu grup turis didampingi dua pemandu yang bertugas menjelaskan berbagai macam biota laut di dalam akuarium tersebut. Terdapat 20 panel layar sentuh berisi informasi mengenai hewan laut dan habitatnya.

Dengan membayar 29 dollar Singapura (setara Rp 225.000), pengunjung dapat menikmati keindahan bawah laut dengan ditemani pemandu. Lalu, apa yang membuat akuarium ini berbeda?

Di bagian awal, memasuki SEA Aquarium tak ubahnya berkunjung ke Sea World di kawasan wisata Ancol, Jakarta. Namun, cara mengemas dan teknologi yang ditawarkan obyek wisata ini jauh lebih berkelas.

Daya tarik utama SEA Aquarium adalah panel kaca raksasa dengan panjang 36 meter dan tinggi 8,3 meter. Di dalam kaca setebal 70 sentimeter ini terdapat ikan pari manta yang meliuk memesona, keindahan ikan napoleon, lalu-lalang ikan kerapu raksasa, dan ratusan ikan kecil yang berkejaran.

”Rasanya begitu damai melihat pemandangan bawah laut seperti ini,” ujar Nath (33), wisatawan asal Thailand, yang sedang berlibur di Singapura bersama istri dan anaknya.

Panel kaca raksasa itu berbobot 250 ton atau setara tiga bus tingkat yang ditumpuk. Pada umumnya pengunjung selalu memanfaatkan momen di panel kaca untuk mengambil foto.

Selain panel raksasa, di akuarium ini juga terdapat terowongan kaca raksasa berisi sekitar 200 hiu dari 12 spesies berbeda, seperti hiu martil, hiu karang sirip hitam, dan hiu perawat.

Di bagian lainnya juga terdapat panel-panel kaca berukuran kecil berisi biota laut endemik, seperti kepiting Jepang yang hidup di perairan bersuhu dingin, belut moray, dan berbagai macam terumbu karang.

Hotel di akuarium

Sekitar 100.000 biota laut dari 800 spesies di akuarium ini berasal dari sepuluh zona perairan yang meliputi 49 habitat berbeda, mulai dari laut lepas di Asia, Teluk Arab, hingga danau air tawar di Afrika bagian timur.

”Kebanyakan memang dari negara-negara Asia Tenggara seperti Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina,” ujar Joanna, salah seorang pemandu SEA Aquarium.

Keragaman biota menjadi daya tarik pengunjung untuk mengetahui keindahan dunia bawah laut tanpa harus berkunjung ke daerah asal biota.

Jika belum puas menikmati keindahan bawah laut hanya dengan mengitari akuarium, pengunjung juga dapat menginap di kamar mewah yang langsung menghadap ke kubah kaca terbesar di akuarium tersebut. Inilah yang disebut hasil kerja kreatif oleh Tan Hee Teck.

Terdapat hotel dengan 11 kamar suite dengan pemandangan samudra terbuka yang dibanderol dengan harga 2.400 dollar Singapura atau setara Rp 19 juta per malam. Fasilitas yang mengungguli hotel berbintang lima ini memang ditujukan bagi para jutawan yang memiliki kesenangan akan dunia bawah laut.

Selain kamar hotel, juga terdapat tempat makan bernama The Ocean Restaurant yang dikelilingi panel kaca akuarium mulai dari dinding hingga atap. Kawasan ini masih berada di dalam SEA Aquarium.

Selain menggaet grup wisatawan dan keluarga, pihak SEA Aquarium juga menawarkan paket edukasi untuk menarik minat para pelajar. Mereka menjalin kerja sama dengan sekolah yang ingin berkunjung ke akuarium lewat berbagai program belajar agar siswa dapat memahami dunia bawah air dan upaya konservasinya.

Biswajit Guha, Direktur Edukasi, Konservasi, dan Riset MLP, menjelaskan, sebagian biota laut yang ada di SEA Aquarium didatangkan langsung dari samudra lepas, sebagian lagi didapat dari penyuplai.

Untuk memutuskan jenis spesies tertentu digabung dalam satu panel kaca atau tidak, MLP memiliki fasilitas riset Marine Aquaculture and Research Center (MARC). Selain untuk riset, fasilitas ini juga digunakan untuk budidaya ikan.

Seluruh biota dikarantina terlebih dahulu di sebuah kolam terpisah di MARC sebelum ditempatkan dalam akuarium. Hal ini bertujuan agar spesies mampu beradaptasi dengan lingkungan baru.

Biswajit menambahkan, kunci penanganan biota yang ada di SEA Aquarium adalah pemberian makan secara teratur serta penggantian air secara berkala agar hewan tidak stres. SEA Aquarium memiliki tim yang memantau kondisi setiap biota secara intensif.

Investasi

Selain SEA Aquarium dan Adventure Cove Waterpark, RWS juga memiliki Universal Studios Singapore, enam hotel berbintang berkapasitas 1.500 kamar, 60 restoran, kasino, dan ruang pertemuan yang mampu menampung 12.000 tamu. Resor seluas 49 hektar di Pulau Sentosa ini bernilai investasi 7 miliar dollar Singapura.

Dengan berbagai daya tarik tersebut, Tan Sri Lim menargetkan dapat mendatangkan 17 juta wisatawan ke RWS pada 2013. RWS akan ”memaksa” wisatawan memperpanjang masa kunjungan dengan memanfaatkan posisi Singapura sebagai negara transit.

”Kami yakin target itu dapat terwujud. Apalagi dengan semakin banyaknya penerbangan yang singgah ke Singapura,” ujar Tan Sri Lim Kok Thay.

Untuk mencapai target tersebut, Robin Goh, Asisten Direktur Komunikasi RWS, mengaku pihaknya bekerja sama dengan agen pariwisata lokal di Indonesia, Malaysia, dan China yang menjadi penyumbang terbesar kehadiran wisatawan di negara seluas 710 kilometer persegi ini. Mengundang media dari sejumlah negara, diakui Goh, juga menjadi ajang promosi yang efektif.

Saat pembukaan perdana RWS pada 7 Desember 2012, berbagai atraksi disuguhkan, seperti pesta kembang api, penyanyi sopran ternama Sarah Brightman, dan penampilan orkestra. Pesta pembukaan RWS juga dihadiri Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong.

RWS merupakan mimpi besar Tan Sri Lim Kok Thay untuk mewujudkan kawasan wisata terintegrasi berkelas internasional di Singapura yang mampu menjadi unggulan di Asia. Tan Sri Lim, pengusaha asal Malaysia ini, juga pemilik Genting Highland Resorts di ”Negeri Jiran”.

Pengelolaan RWS menjadi tantangan bagi Indonesia. Kepuasan pengunjung memandang ribuan biota laut di SEA Aquarium tentunya tak sebanding jika menatap langsung ikan pari manta dan penyu hijau di Kepulauan Derawan, Kalimantan Timur, ataupun terumbu karang di Raja Ampat, Papua.

Jika Tan Sri Lim berani memasang target 17 juta wisatawan pada 2013, yang sebagian besar turis asing, untuk mengunjungi kawasan pariwisata artifisial, bagaimana dengan Indonesia yang memiliki beragam obyek wisata alam. Tentunya hal ini bergantung pada keseriusan pemerintah. (Harry Susilo)

Ikuti twitter Kompas Travel di @KompasTravel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com