Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peti Kemas Isi Bawang Dibongkar Anggota DPR

Kompas.com - 18/03/2013, 14:23 WIB
Imanuel More

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Komisi IV DPR RI melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Depo Peti Kemas Upaya Guna Tanjung Priok, Jakarta Utara. Pada kesempatan tersebut, DPR membuka paksa salah satu peti kemas berisi bawang yang ada di lokasi tersebut.

"Yang kami tinjau hari ini adalah adanya dugaan penyimpangan izin yang dilakukan oleh satu perusahaan terkait impor bawang," kata Ketua Komisi IV DPR RI Romahurmuziy di lokasi sidak, Senin (18/3/2013) siang.

Terdapat 40 kontainer berisi bawang yang diimpor dari China di lokasi tersebut. Kehadiran kontainer bawang itu mengundang perhatian lantaran Tanjung Priok tidak termasuk dalam dua pelabuhan yang menjadi tujuan barang impor untuk produk bawang.

"Hanya dua pelabuhan di Indonesia yang bisa (impor bawang), Pelabuhan Tanjung Perak (Surabaya) dan Belawan, Medan," terang Rommy, sapaan Ketua Komisi IV DPR itu.

Komisi IV sempat berdialog dengan perwakilan perusahaan, Kepala Pusat Pengawasan dan Penindakan/Kepatuhan Badan Karantina Pertanian Arifin Tasmir, serta petugas bea cukai. Masing-masing pihak diminta menjelaskan keberadaan peti kemas tersebut.

Setelah mendengar keterangan mereka, DPR lantas meminta untuk membuka salah satu kontainer. Isi kontainer benar bawang yang disebut perwakilan perusahaan PT Sumber Alam Rejeki, diimpor untuk memasok kebutuhan industri, bukan untuk dipasarkan bagi masyarakat umum.

"Dokumen impornya sudah lengkap. Tapi, perusahaan masih harus melengkapi dokumen pengangkutan inter island (antarpulau)," kata Rommy.

Ia menjelaskan, kehadiran Komisi IV DPR di lokasi tersebut terkait masalah kelangkaan bawang di pasaran yang menyebabkan harga bawang meroket. DPR menduga, ada pihak-pihak yang dengan sengaja berada di balik kelangkaan bawang.

Terkait keberadaan 40 kontainer bawang, ia menjelaskan tidak ada kesalahan pada pihak KP2 dan Bea Cukai. Kesalahan terletak pada pihak perusahaan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Syarat dan Cara Ganti Kartu ATM BRI Kedaluarsa di Kantor Cabang

    Syarat dan Cara Ganti Kartu ATM BRI Kedaluarsa di Kantor Cabang

    Whats New
    Bank Artha Graha Sediakan QRIS untuk Pembayaran di Kemala Run 2024

    Bank Artha Graha Sediakan QRIS untuk Pembayaran di Kemala Run 2024

    Whats New
    Integrasi Infrastruktur Berlanjut, PGN Tingkatkan Aliran Gas Bumi hingga 48 BBTUD ke Jateng

    Integrasi Infrastruktur Berlanjut, PGN Tingkatkan Aliran Gas Bumi hingga 48 BBTUD ke Jateng

    Whats New
    Kontrak PT Pindad Tumbuh 24,7 Persen pada 2024

    Kontrak PT Pindad Tumbuh 24,7 Persen pada 2024

    Whats New
    Lelang 7 Seri SBSN, Pemerintah Kantongi Rp 10 Triliun

    Lelang 7 Seri SBSN, Pemerintah Kantongi Rp 10 Triliun

    Whats New
    OJK Terbitkan Pedoman Kerja Sama BPR Syariah dan Fintech Financing

    OJK Terbitkan Pedoman Kerja Sama BPR Syariah dan Fintech Financing

    Whats New
    Luhut soal Ormas Kelola Tambang: Bisa Konflik Kepentingan jika Enggak Diawasi

    Luhut soal Ormas Kelola Tambang: Bisa Konflik Kepentingan jika Enggak Diawasi

    Whats New
    Luhut Sebut Sempat Kesal Tak Bisa Ambil Keputusan soal Kepala Otorita IKN Mundur

    Luhut Sebut Sempat Kesal Tak Bisa Ambil Keputusan soal Kepala Otorita IKN Mundur

    Whats New
    Inflasi Tinggi Dorong Pensiunan untuk Kembali ke Dunia Kerja

    Inflasi Tinggi Dorong Pensiunan untuk Kembali ke Dunia Kerja

    Whats New
    Soal China Investasi Pabrik Semen di Aceh, Kemenperin Sayangkan Pemkab Tak Koordinasi dengan Pusat

    Soal China Investasi Pabrik Semen di Aceh, Kemenperin Sayangkan Pemkab Tak Koordinasi dengan Pusat

    Whats New
    KAI Ungkap Alasan Tak Langsung Terapkan Tarif Normal ke LRT Jabodebek

    KAI Ungkap Alasan Tak Langsung Terapkan Tarif Normal ke LRT Jabodebek

    Whats New
    Perusahaan Penambang Bitcoin Perluas Bisnis ke Sektor AI

    Perusahaan Penambang Bitcoin Perluas Bisnis ke Sektor AI

    Whats New
    Bank Muamalat Bidik Pertumbuhan Tabungan Haji 15 Persen Sepanjang 2024

    Bank Muamalat Bidik Pertumbuhan Tabungan Haji 15 Persen Sepanjang 2024

    Whats New
    Kepala Otorita IKN Mundur, Kadin Yakin Investor Tidak Akan Hengkang

    Kepala Otorita IKN Mundur, Kadin Yakin Investor Tidak Akan Hengkang

    Whats New
    Kepala Otorita IKN Mundur, Luhut Singgung soal Tak Bisa Eksekusi Lahan

    Kepala Otorita IKN Mundur, Luhut Singgung soal Tak Bisa Eksekusi Lahan

    Whats New
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com