Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kaya di Indonesia

Kompas.com - 25/03/2013, 07:38 WIB

KOMPAS.com - Beberapa dekade terakhir ini, nasib tenaga kerja Indonesia di luar negeri, terutama yang ilegal dan tak punya keterampilan, mendapat sorotan pelbagai pihak. Bagi yang bersimpati, mereka selalu menawarkan jalan keluar yang elegan.

Pengembang Ciputra dengan program entrepreneurship-nya, sekadar menyebut sebuah contoh, membentuk tim khusus yang mendatangi TKI di luar negeri. Ada yang datang ke Singapura, ada pula yang bertolak ke Malaysia dan Hongkong, China. Tujuannya mengajak para TKI tidak berhenti hanya menjadi tenaga kerja di beberapa negara itu, tetapi pada momentum yang tepat membangun usaha sendiri.

”Saya ingin kelak mereka menjadi majikan dengan sekian staf. Maka, sekarang kami ajarkan ilmu berbisnis. Kami getarkan jiwa entrepreneur-nya,” ujar Ciputra di Jakarta, Sabtu (23/3/2013). Ia kemudian memutar film proses belajar-mengajar TKI di Malaysia, Singapura, dan Hongkong.

Bank Rakyat Indonesia datang dengan konsep yang berdampak jauh ke depan. Pimpinan BRI mengajak TKI untuk tidak sekadar bekerja, tetapi juga membangun masa depan jauh lebih cerah. Salah satu direktur BRI Sulaeman Arif Arianto menyatakan, BRI berkomitmen memberikan kontribusi pada masa depan para TKI, maka dibuat program yang ujungnya memberikan napas lega kepada TKI kelak.

Intinya, ujar Sulaeman, BRI menggamit mereka secara terencana. Pertama, menyiapkan TKI itu di Indonesia. Mereka dilatih dalam program pelatihan dan pencerdasan: mulai dari keterampilan untuk pekerjaan yang akan mereka kerjakan di negara tujuan. Mereka dilatih tata krama, bahasa Inggris, dan pengetahuan praktis tentang manajemen keuangan. Lama pelatihan bervariasi, ada yang sebulan, ada pula yang lebih.

Kedua, BRI membantu proses mereka bekerja. Misalnya, begitu mendapat calling visa dari negara tujuan, pekerjaan yang jelas, dan majikan yang jelas pula, BRI memberikan pinjaman untuk di antaranya dipakai untuk pelatihan, perjalanan ke luar negeri, dan beberapa kebutuhan TKI lainnya.

TKI yang bersangkutan membuka rekening di BRI di kampung halamannya. Rekening untuk TKI juga dibuka di mitra BRI di Korea Selatan, yakni Industrial Bank of Korea (IBK), bank UMKM. Pada titik ini, TKI yang bersangkutan sudah mendapatkan penjelasan bahwa ia akan mendapat sekian rupiah dari bakal majikannya di Korea Selatan.

Tujuan program ini, ujar Sulaeman, agar TKI tidak konsumtif, uangnya mengalir ke Indonesia, dan tabungannya bisa dipakai untuk usaha. ”Kami ingin TKI tidak hanya lumayan hidupnya selama bekerja di luar negeri, tetapi juga kaya ketika sudah pulang ke kampung halamannya,” ujar Sulaeman.

Program ini menarik karena konteksnya hendak membuat TKI terlindungi di luar negeri, terjamin keamanannya, jelas kontraknya, dan ketika pulang tabungannya bisa untuk memulai usaha baru. Ia tidak lagi menjadi pekerja, tetapi pemilik perusahaan. Akan lebih menarik lagi kalau semua program, dari pelbagai lembaga yang peduli TKI, dikonstruksikan secara bersama untuk hidup yang lebih baik bagi TKI. (Abun Sanda)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com