Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/03/2013, 10:19 WIB
|
EditorErlangga Djumena

JAKARTA, KOMPAS.com — Chief Executive Officer (CEO) Kompas Gramedia Agung Adiprasetyo mengatakan, Kompas Gramedia akan membuat holding untuk anak usahanya. Hal ini akan memperlancar kegiatan bisnis di masing-masing unit bisnisnya.

"Holding ini masih dalam tahap kajian. Harapannya pada pertengahan tahun ini bisa selesai," kata Agung saat ditemui Kompas.com selepas acara IPO Dyandra Media International di Gedung BEI Jakarta, Senin (25/3/2013).

Saat ini, Agung telah menunjuk konsultan Ernst & Young untuk mengkaji pembentukan holding Kompas Gramedia Group. Salah satu hasil kajiannya adalah mengelompokkan unit usaha Kompas Gramedia Group ke dalam kelompok media.

Misalnya, kelompok media percetakan, media cetak, media elektronik, infrastruktur, perhotelan, manufaktur, dan bisnis lainnya. Dengan pengelompokan unit usaha tersebut, semua bisnis di bawahnya akan mampu dikelola secara mandiri dan diharapkan bisa berkembang sesuai visi misi bisnisnya.

"Kalau dulu kan bareng-bareng. Sekarang modal dan infrastrukturnya harus dipenuhi sendiri-sendiri sehingga diharapkan bisa mandiri," tambahnya.

Selain itu, dengan holding anak usaha tersebut, nantinya bisnis di antara anak usaha ini juga akan berjalan secara profesional. Contoh kasusnya adalah PT Dyandra Media International Tbk (DYAN) yang ingin mengelola sendiri bisnis hotel di jaringan Amaris atau Santika. Pihak DYAN harus menyediakan dana sendiri untuk membeli lahan pembangunan hotel. Pihak Santika atau Amaris akan melakukan studi kelayakan, baik lokasi maupun peluang tingkat okupansinya.

Saat ini, Dyandra akan membangun enam hotel setara Amaris di beberapa lokasi di Indonesia. "Nantinya, Amaris atau Santika ini hanya sebagai operator saja. Sementara bisnis hotel tersebut dimiliki oleh Dyandra. Ini tidak akan mengganggu bisnis di dua anak usaha tersebut," tambahnya.

Dengan holding tersebut, nantinya Kompas Gramedia Group akan bisa melihat mana holding anak usaha yang siap melantai di bursa (IPO), khususnya di anak usaha nonmedia.

"Tapi, kalau belum bagus, ya belum boleh IPO. Sampai kami yakin dan anak usaha itu memang layak IPO, baru kami izinkan untuk IPO," katanya.

Agung pernah mengatakan toko buku Gramedia akan melepas 20 persen saham ke publik dengan nilai Rp 1 triliun. Harapannya, IPO Gramedia ini bisa berlangsung di tahun depan. "Kami belum mau buru-buru karena perlu membereskan bisnis modalnya," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+