Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
PERBANKAN

Dana Murah BCA Tumbuh

Kompas.com - 30/03/2013, 03:31 WIB

Jakarta, Kompas - Dana murah PT Bank Central Asia Tbk meningkat 19,4 persen pada akhir tahun 2012 dibandingkan akhir tahun 2011. Secara keseluruhan, tabungan dan giro mencapai Rp 297,3 triliun atau sekitar 80,3 persen dari total dana pihak ketiga yang dihimpun bank swasta papan atas ini.

Porsi dana murah ini meningkat dibandingkan akhir tahun 2011 yang sebesar 77-78 persen terhadap total dana pihak ketiga (DPK). Per 31 Desember 2012, DPK yang dihimpun PT Bank Central Asia Tbk (BCA) mencapai Rp 370,3 triliun, yang terdiri dari tabungan Rp 200,802 triliun, giro Rp 96,456 triliun, dan deposito Rp 73,016 triliun.

Kendati jumlah dana murah meningkat, yang berdampak pada turunnya biaya dana, suku bunga kredit tak bisa serta-merta turun. Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja mengungkapkan, besarnya dana murah akan mendorong naiknya biaya operasional. ”Hal itu karena kami harus menambah uang tunai, anjungan tunai mandiri, teller, dan sebagainya,” kata Jahja, Rabu (27/3), di Jakarta.

Pada 2012, BCA menambah 60 kantor. Begitu juga rencana tahun 2013, yang perlu investasi besar, antara lain untuk teknologi informasi (TI). Hal itu karena jumlah tabungan dan giro yang bertambah akan meningkatkan transaksi sehingga kapasitas TI besar, misalnya menambah cabang. ”Biaya pemeliharaan juga naik. Akibatnya, bunga kredit susah turun,” ujar Jahja. Suku bunga tabungan dan giro di BCA saat ini kurang dari 2 persen.

Sementara kredit sepanjang tahun 2012 tumbuh Rp 54,5 triliun menjadi Rp 256,8 triliun. Pertumbuhan total kredit sebesar 27 persen itu didorong kredit konsumer, yang tumbuh 37,1 persen. Kredit komersial dan usaha kecil menengah tumbuh 28,4 persen, sedangkan kredit korporasi tumbuh 18,1 persen.

Direktur BCA Eugene Keith menambahkan, kredit konsumer yang mencapai Rp 68,926 triliun didominasi kredit pemilikan rumah, yang porsinya sekitar 61 persen. Porsi kredit kendaraan bermotor sekitar 30 persen dari kredit konsumer, sedangkan porsi kartu kredit sekitar 9 persen dari kredit konsumer.

Menurut Jahja, tahun ini BCA menargetkan pertumbuhan kredit 18-20 persen. Target ini cukup konservatif dibandingkan tahun 2012 yang mencapai 27 persen dan tahun 2011 sebesar 37 persen. ”Kami melihat kebutuhan modal kerja dan investasi perusahaan tahun ini masih besar. Kredit juga masih tinggi,” ujarnya.

Per akhir tahun 2012, BCA membukukan laba bersih Rp 11,7 triliun. Laba bersih itu tumbuh 8,3 persen dibandingkan akhir tahun 2011. Laba bersih itu ditopang pendapatan bunga bersih yang tumbuh 17,6 persen menjadi Rp 21,246 triliun dan pendapatan nonbunga yang tumbuh 6,5 persen menjadi Rp 6,4 triliun.

Bank Victoria

Selain BCA, pada Kamis lalu, PT Bank Victoria Internasional Tbk mengumumkan laba bersih sebesar Rp 205,6 miliar selama tahun 2012. Nilai tersebut naik 10 persen dari tahun 2011 yang mencapai Rp 187 miliar.

Menurut Direktur Utama Bank Victoria Internasional Eko R Gindo, pertumbuhan laba itu disebabkan peningkatan pendapatan bunga bersih. ”Pencapaian laba bersih itu karena peningkatan cukup tinggi pada bunga bersih kami tahun 2012 sebesar Rp 333 miliar. Jumlah itu meningkat 122 persen dari akhir tahun 2011 yang berada di angka Rp 150 miliar,” kata Eko. (IDR/K12)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com